Gonjang-Ganjing Pasar Minyak Dunia Bisa Guncang Ekonomi Global

Volatilitas pasar minyak mentah dunia dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi global yang kini diprediksi tengah melemah.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 13 Mei 2015, 16:10 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2015, 16:10 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Jatuhnya harga minyak secara dramatis sejak pertengahan tahun lalu hingga awal 2015 telah menjadi anugerah besar bagi para konsumen di berbagai negara yang mampu memanfaatkan momen harga murah tersebut.

Tapi laporan terbaru bertajuk `Oil Prices and the New Climate Economy` menemukan, penurunan parah tersebut telah memicu volatilitas pasar minyak mentah dan dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi global.

"Harga minyak yang naik turun dapat menghambat investasi bisnis dan memicu perlambatan pertumbuhan jumlah tenaga kerja," kata Nicholas Stern, salah satu ekonom yang menyusun laporan tersebut seperti dilansir dari laman Wall Street Journal, Rabu (13/5/2015).

Laporan yang dirilis organisasi internasional Global Commission on the Economy and Climate tersebut mendorong para pembuat kebijakan untuk mendorong energi terbarukan yang menawarkan volatilitas lebih rendah di pasar.

Sejumlah sumber energi terbarukan seperti tenaga angin dan matahari memiliki biaya operasional yang terbilang rendah setelah konstruksinya rampung. Artinya, selama 20 tahun ke depan atau lebih, berbagai proyek energi terbarukan dapat memproduksi energi murah secara efektif dan efisien.

"Jika Anda bandingkan sesuatu yang terus menunjukkan penguatan drastis dengan hal lain yang dapat melonjak tinggi, Anda tentu harus meninggalkan yang lama," kata Lord Stern, penulis laporan `Stern Review on the Economics of Climate Change` yang kemudian dirilis pemerintah Inggris pada 2006.

Harga minyak jatuh hingga lebih dari 50 persen sejak pertengahan tahun lalu lantaran pasokan yang terlalu tinggi dan adanya penurunan permintaan pada saat bersamaan.

Meski harga minyak telah menguat dalam beberapa bulan terakhir dan naik sekitar 40 persen dari level terendahnya tahun ini, beberapa pakar memprediksi adanya penurunan kembali beberapa waktu ke depan.

Laporan tersebut juga mengingatkan, harga minyak murah akan meningkatkan kecanduan dunia pada sumber energi fosil yang memicu adanya perubahan iklim.

Masa minyak murah seharusnya menjadi peluang bagi seluruh negara di dunia untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar yang berasal dari fosil.(Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya