Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, ada beberapa hal menjadi kunci perhatian dalam keputusan untuk membubarkan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral).
Dia menjelaskan, hal pertama yaitu pembubaran ini dilakukan sebagai langkah efisiensi Pertamina dalam proses perdagangan minyak yang selama ini dilakukan Petral.
"Ada dua kata kunci jadi perhatian. Efisiensi rantai pasokan, efisiensi terhadap supply chain. Sejak dulu kita dorong Integrated Supply Chain (ISC). Dengan adanya itu, ISC dihidupkan, Petral diubah perannya," ujar Sudirman di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Advertisement
Menurut Sudirman, dengan pembubaran Petral, ada potensi efisiensi di dalam tubuh Pertamina karena selanjutnya kegiatan ekspor impor minyak akan dilakukan oleh perusahaan plat merah itu sendiri melalui unit usahanya yaitu Pertamina Integrated Supply Chain (ISC).
"Jelas sekali muncul potensi-potensi efisiensi. Jadi rahasia umum dan di parlemen bahwa sebetulnya, Petral dan ISC tata procurement yang transparan dan adil, penghematan besar," lanjut dia.
Selain itu, reputasi Petral selama ini sudah dianggap negatif. Dengan pembubaran Petral ini diharapkan gambaran negatif tersebut tidak akan lagi, terutama pada Pertamina.
"Reputasi-reputasi anak usaha kita dulu lekat dengan persepsi negatif. Ada banyak praktik yang ditengarai nggak transparan. Keributan tentang petral nggak lagi berlanjut. Jadi efisiensi tercapai, mata rantai buruk terputus," kata dia.
Selain itu, pembubaran Petral diharapkan akan memberikan kesempatan bagi Pertamina untuk memperbaiki tata kelola dan kegiatan perdagangannya dengan lebih baik. "Beri kesempatan kepada Pertamina untuk tata kelola ke depan," ujar Sudirman. (Dny/Ahm)