HSBC: Bonus Demografi Tarik Minat Investor Asing ke RI

Bonus demografi menimbulkan dampak positif yaitu tumbuhnya produktivitas bisnis Indonesia di masa mendatang.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Mei 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2015, 14:00 WIB
HSBC
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - HSBC Global Research mengungkapkan, memiliki banyak penduduk yang masuk dalam kategori usia produktif atau mendapat bonus demografi mempunyai dampak yang positif bagi Indonesia. Salah satunya adalah bisa meningkatkan minat investasi asing ke Indonesia.

Managing Director & Co-head of Asian Economic Reasearch HSBC, Frederic Neuman mengatakan, berdasarkan analisa HSBC Global Research, bonus demografi menjadi salah satu kekuatan yang dipertimbangkan investor dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

"Di tengah tren usia produktif untuk negara-negara lain yang cenderung menurun, Indonesia mendekati 2030 diprediksi akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif yang lebih tinggi di atas China, negara-negara macan Asia yaitu Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapura serta Thailand," kata Neuman, di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Bonus demografi menimbulkan dampak positif yaitu tumbuhnya produktivitas bisnis Indonesia di masa mendatang. Namun, untuk mengoptimalkan bonus demografi, Indonesia masih harus mengatasi tantangan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah mengeyam pendidikan perguruan tinggi.

Artinya, secara kuantitas Indonesia telah diuntungkan dengan adanya bonus demografi tersebut. Namun ke depannya kuantitas tersebut harus dilengkapi dengan kualitas juga.

"Dalam hal ini, Indonesia masih berada di bawah Hongkong, Jepang, Thailand dan Malaysia, namun berada di atas China, India, Vietnam dan Philipina. Pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi Indonesia," tuturnya.

Menurut Neuman, untuk mendukung peningkatan investasi di Indonesia, HSBC menyarankan pembangunan infrastruktur menjadi perioritas utama di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur juga sangat penting bagi Indonesia, karena faktor ini menjadi variabel yang cukup vital dalam mendorong peningkatan investasi di tengah laju pertumbuhan ekonomi yang melemah.

"Pelemahan pertumbuhan ekonomi China membawa pengaruh kuat terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi di banyak negara Asia," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya