Bank Dunia: Jangan Anggap Remeh Kasus Yunani

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengingatkan pada pelaku pasar seharusnya tak menganggap remeh risiko kekacauan dari kasus utang Yunani.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 16 Jun 2015, 12:44 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2015, 12:44 WIB
 Negara
Bendera negara Yunani

Liputan6.com, New York - Pembahasan utang Yunani kembali terganjal setelah International Monetary Fund (IMF) meninggalkan ruang negosiasi dengan negara tersebut pada akhir pekan lalu. Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengingatkan, pelaku pasar seharusnya tidak menganggap remeh berbagai risiko kekacauan dari kasus utang Yunani.

Melansir laman CNBC, Selasa (16/6/2015), diskusi masalah penyelesaian utang antara Yunani dan para kreditor demi membuka kucuran dana talangan untuk melakukan berbagai reformasi finansial terus menemui jalan buntu meskipun telah berjalan selama berbulan-bulan.

Belum adanya titik temu antara pemerintah Yunani dengan beberapa negara dan lembaga donor tersebut meningkatkan kekhawatiran akan kebangkrutan dan kemungkinan Yunani keluar dari zona euro.

"Beberapa komentar dari saya dan beberapa masyarakat yang pernah mengarungi banyak krisis adalah, akan selalu ada banyak kejutan dalam masalah penyelesaian utang. Anda rasa pasar telah menghitung dampak dari sebuah persoalan di Yunani, tapi tak ada yang pernah tahu seperti apa tepatnya," kata Kim.

Untuk itu, dia mendorong seluruh pihak yang terkait dengan masalah tersebut untuk melakukan berbagai hal yang bisa dikerjakan guna mencapai sebuah kesepakatan yang baik bagi Yunani, Eropa dan tentu saja bagi dunia.

Pekan lalu, Yunani mengajukan rencana reformasi baru pada para kreditor internasional dan berharap kesepakatan dapat segera tercapai. Alhasil, setelah IMF meninggalkan Yunani tanpa kesepakatan dan kepastian dana talangan, Yunani kembali akan menggelar pertemuan dengan seluruh menteri keuangan di zona euro pada 18 Juni mendatang.

"Saya mengamati dengan sangat hati-hati berbagai dampak yang mungkin terjadi. Beberapa negara yang bekerja sama dengan kami di Eropa bagian timur contohnya akan memperoleh dampak langsung dari Yunani," terangnya. (Sis/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya