Cara TelkomSigma Hadapi Ketatnya Persaingan Bisnis TI

TelkomSigma mengalokasikan belanja modal secara multi years sejak beberapa tahun lalu dengan nilai Rp 1 triliun.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jul 2015, 15:41 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2015, 15:41 WIB
Cara TelkomSigma Dukung Kemenkominfo Pangkas Izin Radio
Setiap tahun tercatat lebih dari 300 ribu permintaan Izin Stasiun Radio (ISR) diajukan para operator.

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan di pasar layanan Teknologi Informasi (TI), khususnya data center di tanah air ketat. TelkomSigma, salah satu pemain yang menguasai sekitar 35 persen pangsa pasar dari data center di tanah air, mulai tahun depan sepertinya harus bersiap menghadapi kedatangan pemain baru seperti PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).

Melalui anak usahanya, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), pada Kamis pekan lalu, Multipolar Technology mulai melakukan groundbreaking pembangunan GTN Data Center Tier/Rate 4 Ready seluas 2.000 meter persegi di Lippo Cikarang. GTN Data Center yang hadir dengan konsep ”green data center” diharapkan siap beroperasi pada April 2016.

“Kami tahu pesaing banyak yang berdatangan di bisnis data center serta TI secara keseluruhan, namanya bisnis, tentu ada persaingan. TelkomSigma tetap akan agresif juga, silahkan saja mencoba mengejar,” ujar Direktur Enterprise dan Business Services Telkom TelkomSigma, Muhammad Awaluddin seperti dikutip Senin (6/7/2015).

Dia memastikan, perseroan akan tetap melakukan ekspansi kapasitas dari data center TelkomSigma menjadi 100 ribu meter persegi dari sekitar 53 ribu meter persegi saat ini.

Guna mewujudkan ambisi memiliki kapasitas data center 100 ribu meter persegi, TelkomSigma  mengalokasikan belanja modal secara multi years sejak beberapa tahun lalu dengan nilai Rp 1 triliun. Hingga 2014, dana itu sudah terserap sekitar Rp 600 miliar.

“Ekspansi kapasitas bisa dengan membangun baru dari STO milik Telkom. Selain itu kita tengah transformasi TelkomSigma menjadi fokus di Fully IT Outsoursing. Jadi, anak usaha ini akan memberikan layanan TI secara end to end service,” tutur dia.

Dia mengatakan, transformasi ini bagian dari penataan portofolio layanan yang dimiliki TelkomSigma. “Biasanya mengerjakan solusi TI itu sebagian karena terganjal lisensi dan lainnya. Sekarang semua diserahkan ke TelkomSigma mulai dari Business Inteleigent, nanti mereka yang maju menggarap,” pungkasnya.

Dalam catatan, pertumbuhan bisnis TelkomSigma selalu diatas industri yang bergerak dikisaran 15 persen-20 persen. Tahun ini anak usaha Telkom ini membidik pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun hingga Rp 3 triliun.

Pasokan pendapatan berasal dari bisnis Sistem Integrasi (SI) yakni sekitar 50 persen, Data Center (35 persen), dan Cloud Commputing (15 persen).(Nrm/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya