Liputan6.com, New York - Menangis karena pekerjaan seringkali membuat pegawai tidak profesional dalam bekerja. Sebaliknya, penelitian terbaru bertajuk `It’s Always Personal: Emotion in the New Workplace` menemukan, menangis ternyata dapat meinggenjot produktivitas di kantor.
Seperti dikutip dari Forbes, Senin (13/7/2015), bahkan pejabat tinggi Facebook sekelas Sheryl Sandberg juga bisa menangis di tempat kerja. Meski begitu, penelitian tersebut, menunjukkan menangis karena pekerjaan tidak mempengaruhi kesuksesan seseorang.
Sandberg mengaku, tidak ada yang salah dengan menangis selama seseorang tetap mampu bersikap profesional dalam menjalani seluruh pekerjaannya.
Advertisement
"Menangis terjadi begitu saja. Seluruh emosi yang terasa dapat dikembangkan sebagai bentuk pertahanan pada karir. Cucuran air mata itu bersifat natural," ungkap Sandberg.
Dibahas lebih rinci dalam penelitian tersebut, menangis dapat menjadi alat penguat bagi para wanita yang memegang jabatan apapun di tempatnya bekerja. Meski demikian, para wanita menyadari pemicu emosi di tempat kerja dan mendorongnya untuk memperbaiki hal tersebut.
Menangis juga dianggap dapat membantu memperbaiki hubungan antara karyawan dan atasan. Menangis dapat membuat atasan menyadari Anda merupakan pegawai yang lemah dan membutuhkan bantuan.
Menangis juga dapat meningkatkan produktivitas. Cucuran air mata diklaim para partisipan sebagai cara untuk menghindari kekacauan di tempat kerja.
Dengan begitu, menangis dapat membantu banyak pekerja untuk menuntaskan pekerjaannya secara lebih efisien dan lebih sukses. (Sis/Ndw)