Harga Daging Meroket, Mendag Minta Importir Jangan Tahan Stok

Harga daging sapi naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 130 ribu per kg.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jul 2015, 15:51 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2015, 15:51 WIB
Harga Daging Sapi Naik
Harga Daging Sapi Naik

Liputan6.com, Jakarta - Jelang dua hari Lebaran, harga daging sapi mengalami lonjakan signifikan dari rata-rata dijual dengan harga Rp 100 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 130 ribu per kg. Pemerintah mengimbau agar importir dapat menggelontorkan daging maupun sapi yang sudah didatangkan dari negara lain ke pasaran.

"Saya hanya minta ke para importir yang punya stok supaya dilepas. Jangan mereka menahan," tegas Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel di kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/7/2015).

Untuk menekan harga jual daging di tingkat konsumen, kata Mendag, pemerintah harus mengimpor sapi selain dari Australia. Pemerintah membuka peluang untuk impor sapi dari India atau negara lainnya.  

Diakuinya, biaya produksi atau logistik mengalami peningkatan sehingga akan berdampak ke harga jual di tingkat konsumen maupun inflasi. Tentu, sambung dia, pemerintah harus berupaya menekan biaya agar konsumen tidak merasa terbebani.

"Bisa mempelajari impor sapi dari India atau negara lain. Yang pasti menurunkan biaya supaya enggak melebihi harga di konsumen," terang Rachmat.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya menyatakan sudah menerbitkan izin impor sapi bakalan dan sapi potong dalam rangka menyambut puasa serta Lebaran tahun ini. Izin tersebut sudah diberikan kepada para importir terdaftar.

"Dalam rangka puasa dan Lebaran, kami sudah mengeluarkan izin impor sapi bakalan sebanyak 250 ribu ekor," tutur Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Partogi Pangaribuan.

Dia menjelaskan, Kemendag juga sudah mengeluarkan izin impor sapi siap potong sebanyak 29 ribu ekor. Namun Partogi belum mengetahui jumlah impor sapi beku yang akan dikantongi BUMN.

"Kami pun memberi izin impor daging sapi beku kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," kata Partogi.  (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya