Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan impor bahan bakar minyak (BBM) bakal naik dengan kehadiran produk anyar PT Pertamina (Persero), Pertalite. Varian BBM tersebut berkadar oktan 90, lebih tinggi dari Premium tapi lebih rendah dari Pertamax.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, Pertalite merupakan diversifikasi produk BBM dari Pertamina yang berada antara Premium dan Pertamax.
"Iya (impor naik), karena kita perlu mencampur BBM oktan tinggi dengan oktan rendah. Hasil pencampurannya menentukan oktan berapa yang dicapai. Kalau Pertalite, berarti lebih banyak oktan tinggi yang di blending, sedangkan Premium sebaliknya," ujarnya usai Halal Bihalal di kantornya, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Pertalite, diharapkan Sofyan dapat menggantikan Premium ke depan. Arah itu dapat terwujud apabila kilang minyak di Indonesia sudah mampu mengolah BBM sesuai standar Euro.
Sayangnya, diakui dia, kilang minyak di negara ini sudah terlalu uzur dengan usia 30-40 tahun sehingga hanya sanggup memproduksi BBM Premiun RON 88.
"Standar Euro kan melindungi mesin-mesin kendaraan baru. Semakin tinggi oktan, semakin bagus proses pembakarannya dan baik untuk lingkungan. Jadi Pertalite bisa memperbaiki kondisi ini," tuturnya.
Sofyan menargetkan perbaikan maupun pembangunan kilang minyak baru dapat selesai dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Sasaran utamanya, menghapus BBM berkadar oktan rendah atau kurang dari standar minimum, seperti Euro dan standar lainnya.(Fik/Nrm)