Dilanda Kemarau, Produksi Ikan di Jambi Anjlok 30%

Imbas dari kemarau panjang sudah terasa tak hanya di sektor pertanian, tapi juga perikanan.

oleh Bangun Santoso diperbarui 30 Jul 2015, 12:31 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 12:31 WIB
Harga Ikan Makin Murah Di 2015
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jambi - Musim kemarau melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi. Kemarau di Jambi bahkan sudah terasa 8 bulan lebih, tak hanya berimbas pada lahan pertanian, namun juga sektor perikanan di daerah itu.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, Temawisman, kemarau berkepanjangan menyebabkan sejumlah kolam ikan milik warga di sentra perikanan Sungai Duren, Kabupaten Muarojambi kekeringan. Akibatnya, produksi ikan di daerah lumbung ikan di Jambi ini anjlok hingga 30 persen.  

Temawisman menyebutkan, di sentra produksi ikan Sungai Duren terdapat tak kurang 6.700 keramba ikan. "Normalnya, perhari petani ikan di Sungai Duren dapat menghasilkan produksi ikan Nila dan Patin rata-rata 8-12 ton. Tapi kini turun hingga 30 persen," ujar Temawisman kepada Liputan6.com di Jambi, Kamis 30 Juli 2015.

Ia menambahkan, saat ini kondisi keramba ikan milik warga di kawasan itu sangat memprihatinkan. “Beberapa hari lalu kami turun ke lapangan (Sungai Duren), disana kami melihat kerambah ikan kondisinya cukup menyedihkan, airnya sangat sedikit, bahkan pasir dasar sungainya sudah kelihatan," tambah Temawisman.

Panen Lebih Awal

Melihat banyaknya kerambah ikan yang kekeringan. Temawisman mengimbau agar petani ikan di Sungai Duren sesegera mungkin memanen ikan yang dinilai sudah layak konsumsi.

"Soalnya kalau dibiarkan pasti akan mati. Kita anjurkan hal yang sama, baik kolam maupun kerambah," ungkapnya.

Dengan air yang sedikit, kata dia, dapat menyebabkan ikan menjadi saling tumpuk dan berkurangnya jumlah oksigen karena suhu air kolam atau kerambah yang panas. Hal ini menyebabkan ikan menjadi lemah dan bisa mati.

Agus (40), salah seorang petani ikan di Sungai Duren mengaku, kondisi kolam dan kerambah ikan mulai terlihat mengering sejak dua bulan terakhir.  "Tepatnya sebelum Ramadan hingga saat ini. Praktis tak pernah hujan, jadi kolam kurang air. Terpaksa kami panen ikan yang seharusnya belum dipanen," ujar Agus. (Bangun Santoso/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya