Liputan6.com, Jakarta Tata Power, perusahaan listrik swasta terbesar di India, berencana meningkatkan kapasitas produksinya lebih dari dua kali lipat menjadi 18 ribu megawatt (mw) pada 2022, di mana seperempatnya berasal dari energi terbarukan.
"Sejak awal, perusahaan sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon," kata Chief Executive Tata Power, Anil Saldana melansir laman Nikkei, Kamis (30/7/2015).
Perusahaan juga sedang mencari peluang ekspansi di luar India, seperti di Afrika, Turki dan Timur Tengah, Asia Tenggara serta South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC).
Adapun negara SAARC terdiri dari Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka yang akan menjadi fokus utama perusahaan.
Advertisement
Untuk mengidentifikasi lokasi investasi, Tata Power bermitra dengan SN Power dari Norwegia melalui proyek PLTA yang merupakan joint-venture kedua negara.
"Perusahaan berharap bisa memanen energi terbarukan yang sangat besar dari Himalaya," lanjut Direktur Eksekutif Tata Power Ashok Sethi.
Saat ini, Tata Power memiliki pembangkit listrik kapasitas turbin angin, Dagachhu hydro di Bhutan dengan kapasitas produksi 126 mega watt (Mw), yang kini sedang ditingkatkan kapasitas produksinya menjadi dua kali lipat.
Tata Power juga telah menyelesaikan pembiayaan pembangkit listrik berkapasitas 187 Mw pada proyek patungan di Adjaristsqali, sebuah sungai di Georgia.(Ilh/Nrm)
Â
Â