Liputan6.com, Jakarta - Guna menekan harga daging sapi di pasar tradisional yang masih berada pada kisaran Rp 140 ribu per kg, Perum Bulog menyatakan telah menyiapkan operasi pasar untuk daging.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, untuk operasi pasar ini pihaknya telah menyiapkan 80 ton daging segar untuk disebar di beberapa titik di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
"Kemarin saya siapkan 80 ton daging segar. (Operasi Pasar) ada di Bandung dan di Jawa Barat ada beberapa titik. Kemudian Jakarta, Serang," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Dia menjelaskan, daging yang dijual dalam operasi pasar ini dibanderol Rp 90 ribu per kg, atau lebih murah Rp 50 ribu dibandingkan harga di pasar-pasar tradisional saat ini.
"Satu kilo dijual Rp 90 ribu," kata dia.
Rencananya, operasi pasar ini akan dilakukan hingga harga daging berada pada kisaran Rp 100 ribu. Menurut Djarot, dengan harga tersebut para pedagang dan pemotong telah mendapatkan keuntungan.
"Operasi pasarnya kita lakukan sampai harga reda, pokoknya sampai dibawah Rp 100 ribu. Karena dengan harga segitu pedagang sudah dapat untung, pemotong dapat untung, tdk untung berlebihan," tandasnya.
Izin Impor
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan bahwa pihaknya telah akan kembali mengeluarkan izin impor sapi bakalan dalam waktu dekat. Izin ini akan berikan kepada Perum Bulog agar dapat mengimpor 50 ribu ekor sapi bakalan.
"Impor (sapi) bakalan akan kita keluarkan 50 ribu ekor lagi. ini akan diberikan kepada Bulog," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti pun membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Bulog telah mendapatkan tugas untuk kembali melakukan impor sapi.
"Pak Menteri Perdagangan sudah kasih tahu, itu (impor 50 ribu ekor) sudah ada, tugas saya sekarang mengurus administrasinya," kata dia.
Namun Djarot mengaku belum mengetahui apakah penugasan yang diberikan kepada Bulog ini dalam bentuk sapi bakalan atau sapi siap potong.
"Nanti saya tanya teknis apakah ini bakalan atau siap potong. Kalau bakalan butuh 3 bulan penggemukan. Kalau siap potong di Badan Karantina janjinya hanya 1-2 hari," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, saat ini Bulog tengah mengurus semua kelengkapan izin impor tersebut, termasuk meminta rekomendasi dari Kementerian Pertanian.
Advertisement
(Dny/Gdn)