Liputan6.com, New York - Bank Sentral China atau People's Bank of China mengeluarkan ketentuan baru dengan mengatur para pelaku pasar kini ikut andil dalam menentukan nilai tukar Yuan. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi ekonomi melambat dan mengurangi campur tangan pemerintah pada sistem keuangan.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/8/2015), bank sentral China mengatakan pelaku pasar harus ikut andil menentukan harga referensi nilai tukar Yuan merujuk harga penutupan sebelumnya, permintaan dan penawaran valuta asing, serta perubahan kurs mata uang utama. Aturan sebelumnya tidak menyebutkan kriteria ini.
"Penetapan baru akan merujuk berdasarkan hari penutupan sebelumnya, yang merupakan tingkat pasar riil," kata Becky Liu, Analis Standard Chartered Plc di Hong Kong.
Sementara itu, Ekonom Bloomberg Intelligence Tom Orlik menuturkan China harus meningkatkan ekspor dengan risiko arus keluar modal.
Dia memperkirakan, depresiasi satu persen dalam nilai tukar riil, efektif meningkatkan pertumbuhan ekspor sebesar satu persen dengan lag tiga bulan. Pada saat sama, penurunan satu persen terhadap dolar Amerika Serikat memicu sekitar US$ 40 miliar pada arus keluar.
Sebelumnya, pemerintah China telah berusaha menopang Yuan, dengan cara mencegah arus modal keluar, melindungi peminjam mata uang asing, dan mengajukan yuan sebagai mata uang cadangan di Dana Moneter Internasional. (Ilh/Ahm)
Advertisement