Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku kasus penggeledahan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri di kantor Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino secara tiba-tiba membuat direksi BUMN lain khawatir. Namun Rini tetap mengembalikan ke proses hukum yang berlaku dengan menunggu hasil dari pemeriksaan.
Usai Penandatanganan Kerja sama Pembayaran Tol Elektronik di Kantor Jasa Marga Gerbang Tol Kapuk, Jakarta, Senin (31/8/2015), Rini mengungkapkan, telah memeriksa atau mengecek semua proses tersebut penggeledahan tersebut. "Ini sekarang ada di ranah Kepolisian, jadi kita menunggu apa proses selanjutnya. Ini yang kita serahkan ke Kepolisian," ucap dia.
Menurut Rini, RJ Lino mengaku kaget atas penggeledahan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan jelas kepada dirinya maupun manajemen Pelindo II. Padahal transaksi yang dicurigai oleh Kepolisian terutama transaksi investasi crane (alat berat), telah dinyatakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak bermasalah.
"Mungkin ada rasa kaget dari Pak Lino kok tiba-tiba. Padahal sudah dapat konfirmasi dari BPK dan sudah tidak ada lagi masalah transaksi ini. Jadi ini yang ke depan kita harap ada komunikasi lebih baik, sehingga tidak terkaget-kaget," papar dia.
Akibat kejadian tersebut, Rini bilang, banyak direksi BUMN yang semakin khawatir dengan tindakan langsung berupa penggeledahan dari pihak yang berwajib. "Direksi BUMN jadi khawatir, wah bagaimana ini kalau mereka tidak tahu ada kasus langsung dilakukan penggeledahan. Tapi kita harus maklumi jika ini ranah Kepolisian. Jadi kita tunggu saja hasilnya," terang dia.
Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Victor Simanjuntak mengatakan bahwa menggeledah Kantor PT Pelindo II terkait kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane atau alat angkut berat. Menurut dia, pengadaan mobile crane diduga tidak sesuai aturan.
"Iya benar saat ini tengah dilakukan penggeledahan. Maka itu kita geledah untuk mencari alat-alat bukti," ucap Victor saat dihubungi di Jakarta, Jumat (28/8/2015) lalu.
Selain menggeledah, sambung Victor, tak menutup kemungkinan pihaknya juga akan memeriksa sejumlah pejabat di PT Pelindo II terkait adanya dugaan korupsi pengadaan alat angkut berat. "Ya pasti (kita periksa). Bilamana keterangannya dibutuhkan untuk pengembangan kasus ini," imbuh Victor.
Kasus ini bermula saat polisi mendapat laporan adanya dugaan 10 mobil crane yang tidak berfungsi, sehingga memperlambat proses bongkar-muat barang. Diduga pengadaan mobil crane ini yang dilakukan oleh PT Pelindo II tidak sesuai dengan prosedur. (Fik/Gdn)
Penggeledahan Pelindo II Bikin Takut Direksi BUMN Lain
Transaksi yang dicurigai oleh Kepolisian mengenai transaksi investasi crane (alat berat), telah dinyatakan oleh BPK tak bermasalah.
diperbarui 31 Agu 2015, 12:38 WIBDiterbitkan 31 Agu 2015, 12:38 WIB
Sejumlah pekerja saat melintas diantara tumpukkan peti kemas di pelabuhan JICT, Jakarta Utara, Rabu (25/3/2015).Pelindo II mencatat waktu tunggu pelayanan kapal dan barang sudah mendekati target pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Trik Rebus Singkong Agar Empuk dan Matang Sempurna dalam Waktu Kurang Dari 30 Menit
Sepekan Masa Nataru, 40.781 Wisatawan Datang ke Banyuwangi Naik Kereta Api
MMA Innovate Indonesia 2025 Menanti Peserta, Bahas Seputar AI untuk Memaksimalkan Kampanye Ramadan
9 Kuliner Blok M yang Bikin Ngiler, Harga Murah Meriah
8,6 Juta Penumpang Naik Layanan KAI Selama Libur Natal 2024
Pesan Ustadz Das'ad Latif: Jangan Jadikan Menantu Orang Seperti Ini, Allah Saja Ditipu
Memutar Ulang Ingatan Kuat dan Ganasnya Tsunami Aceh 20 Tahun Lalu
Indeks Nikkei Menguat Setelah Jepang Bakal Siapkan Anggaran Jumbo
BRI Buka Layanan Terbatas Selama Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Cek Detail Lengkapnya!
Menteri PKP: Kebijakan Perumahan Prorakyat Bantu Rakyat Miliki Hunian
5 Model Outfit untuk Wanita Gemuk yang Bikin Body Tampak Lebih Ramping, Percaya Diri Dijamin Naik Drastis
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 700 Meter