Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih berkutat di level 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (1/9/2015). Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mampu menguat pada perdagangan hari ini jika data inflasi sesuai dengan perkiraan analis.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka di level 14.061 per dolar AS. menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang berada di level 14.067 per dolar AS. pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.056 per dolar AS hingga 14.097 per dolar AS.
Sedangkan data RTI, pada perdagangan hari nii nilai tukar rupiah melemah 0,04 persen ke level 14.089 per dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, pada secara teknikal, pada perdagangan kemarin rupiah mampu menguat karena pelemahan dolar AS di pasar Asia. Harga-harga komoditas yang naik cukup tinggi pada perdagangan kemarin mampu mengembalikan rupiah ke ke posisi bawah 14.000 per dolar AS.
"Sentimen positif sepertinya mulai kembali setelah sebelumnya terus mengalami tekanan akibat anjloknya saham di AS dan juga China," jelasnya. Sentimen positif tersebut kemungkinan besar akan berlanjut jika data inflasi sesuai dengan konsensus dari para analis.
Inflasi bulan kedelapan kemarin akan bergerak pada angka 0,65 persen. Inflasi tahunan mengarah 7,5 persen dan inflasi inti diprediksi 4,7 persen.
sedangkan secara fundamental, ekonom BNI Ryan Kiryanto menjelaskan, secara garis besar perekonomian Indonesia masih cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Ia mencontohkan misalnya Malaysia. Negara tersebut hampir sama seperti Indonesia yang mengalami tekanan akibat penurunan harga komoditas, pelarian dana asing akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed.
"Namun di Malaysia ada konflik politik sehingga membuat ringgit tertekan lebih dari 20 persen sedangkan rupiah hanya 12 persen jika dihitung dari awal tahun," tuturnya.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter dan fiskal pun menurut Ryan sudah sejalan dengan semangat pencegahan penurunan rupiah ke level yang lebih dalam. "BI tetap menahan BI Rate dan pemerintah mengeluarkan paket kebijakan di sisi fiskal juga," tambahnya.
Namun memang, rupiah tidak bisa selalu bertahan karena yang bermain adalah sentimen. Sama halnya yang terjadi pada saat Bank Sentral China mendevaluasi mata uang yuan sebanyak tiga kali berturut-turut dua pekan lalu.
Akibatnya, meskipun tidak ada kaitannya dengan Indonesia namun seluruh mata uang di Asia ikut melemah akibat sentimen dari pelaku pasar yang mendiskon mata uang di Asia. (Gdn/Ahm)
Harga Komoditas Naik, Rupiah Menguat Tipis ke 14.061 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah diperkirakan kembali bergerak menguat karena kenaikan harga komoditas.
diperbarui 01 Sep 2015, 11:37 WIBDiterbitkan 01 Sep 2015, 11:37 WIB
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ciri-ciri Hamil 1 Bulan: Perubahan Tubuh hingga Nutrisi Penting Ibu Hamil
350 Font untuk Quote Inspiratif dan Menarik
Ciri-Ciri Gabagen pada Anak: Kenali Gejala dan Penanganannya
Ciri-ciri Gondongan di Leher: Kenali Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
350 Quote About Teamwork untuk Memotivasi Tim Anda
Mengenal Ciri-ciri Kucing: Panduan Lengkap untuk Pemilik Hewan Peliharaan
Top 3: Indonesia Butuh Investasi Rp 47.587 Triliun hingga 2029
Deretan Smartphone Ini Kebagian Fitur Night Mode di Aplikasi Instagram
Diproduksi Sejak 1971, Roti Maxim’s Dikabarkan Bakal Tutup Januari 2025
Top 3 Islami: Ning Winda Gemas saat Marah tapi Gus Baha Tak Mau Balas, Buntutnya Minta Hal Unik Ini
Cara Menghilangkan Koreng di Kaki: Panduan Lengkap dan Efektif
Cuaca Hari Ini Kamis 19 Desember 2024: Jabodetabek Berawan pada Siang Hari