RI Gandeng Italia Kembangkan Industri Alas Kaki

Para pengusaha Italia diharapkan dapat menanamkan modal di industri alas kaki, kulit dan tekstil di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Sep 2015, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 10:00 WIB
10 Desain Penyimpanan Kreatif Buat Kamu Pecinta Sepatu
Dengan begini, sepatumu enggak akan bergeletakan dan berantakan lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia melakukan kerja sama pengembangan industri alas kaki, kulit dan tekstil dengan pemerintah Italia. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan teknis atau Technical Arrangement kerja sama sektor kulit dan tekstil.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin yang mewakili pemerintah menandatangani kesepakatan teknis tersebut dalam ajang World Expo Milano, di Paviliun Indonesia.

"Saya harap melalui penandatanganan Technical Arrangement ini, asosiasi dan para pengusaha Italia dapat menindaklanjuti Technical Arrangement ini dengan menanamkan modalnya di sektor-sektor kulit, alas kaki dan tekstil di Indonesia," ujar Saleh di Milan, Italia, seperti ditulis Selasa (8/9/2015).

Saleh menjelaskan, di Indonesia, ketiga industri itu memiliki karakteristik padat karya, padat modal, dan padat teknologi. Karena itu, pengembangannya diharapkan mampu memainkan peran penting dalam peningkatan kinerja perdagangan nasional dan mensejahterakan pelaku usahanya terutama dari IKM.

Sejauh ini, produk kulit nasional telah dipasarkan ke berbagai negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang. Jumlah perusahaan penyamak kulit mencapai 67 buah, dengan kapasitas terpasang 250 juta square feet dengan tingkat utilisasi 48 persen dan tenaga kerja yang diserap 7.230 orang.

Untuk industri alas kaki nasional saat ini berjumlah 394 perusahaan dengan investasi mencapai Rp 11,3 triliun pada 2014 dan menyerap tenaga kerja sekitar 643 ribu orang.

Ekspor industri alas kaki terus meningkat. Nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai US$ 4,11 miliar atau naik 6,44 persen pada 2014 dari tahun sebelumnya sebesar US$ 3,86 miliar.

Begitu pula dengan sektor tekstil dan produk tekstil Indonesia memiliki peranan penting dalam penyumbang devisa dan penyedia sandang nasional. Industri padat karya ini juga telah menyerap tenaga kerja sebesar 10,6 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

"Kerja sama ini sekaligus kesempatan kita berguru, berdialog dan ke depannya menarik investasi dari Italia karena mereka berhasil menggerakkan bisnis yang berorientasi industri berbasis kulit," kata dia.

Italia dinilai sukses menggerakkan bisnis dari skala usaha kecil dan menengah hingga skala besar. Di Italia, industri berbasis kulit sebagian besar berada di daerah Vigenano, Tuskany, dan Marches. ((Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya