Liputan6.com, Tangerang - Celana jins atau jeans merupakan salah satu jenis celana yang sangat diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain desainnya yang sederhana, pemakaiannya yang dapat disesuaikan di berbagai acara membuat celana yang sudah populer sejak tahun 1950 ini tidak pernah lekang dimakan zaman.
Besarnya minat masyarakat terhadap jins inilah yang menjadikan pria bernama lengkap Muhammad Ali Akbar Taufani, atau yang akrab disapa Ali, membuka usaha di bidang pakaian dengan spesialisasi jins. Bermula dari ketertarikan teman-temannya dengan celana jins yang ia pakai, Ali akhirnya mencoba peruntungan bisnisnya dengan memulai membuat celana jins yang model serta ukurannya dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan.
Di bawah bendera Rumah Denim & Jeans, usaha yang sudah dirintisnya dari bangku kuliah ternyata berbuah manis. Workshop miliknya yang berada di daerah Pamulang, Tangerang Selatan ini mampu memproduksi jins mencapai 100 potong per hari. Tidak hanya itu, Ali kini juga melayani pembuatan jins dari 24 merek lokal yang berbeda.
Bahan jins yang beragam serta kualitas jahitan yang baik membuat Rumah Denim and Jins yang sudah berdiri dari 2012 ini tidak pernah sepi pelanggan. Omzet yang ia kantongi pun tak sembarangan. Dalam sebulan, Ali bisa meraup Rp 200 sampai Rp 300 juta.
Advertisement
Soal bahan baku, Ali menuturkan bahwa bahan-bahan jins yang digunakan ia dapatkan dari berbagai tempat.
"Kalau bahan lokal kita ambi dari Bandung dan Solo. Kalau bahan impor kita ambil dari Thailand, Korea dan Jepang,"kata Ali kala berbincang dengan liputan6.com beberapa waktu lalu.
Ali juga menawarkan metode pemasaran yang unik. Program "1 hari jadi" dan "garansi 1 tahun" yang ia jalankan sukses menggaet minat pasar untuk membuat jins di tempatnya. Untuk jasa pembuatan yang superkilat itu, pelanggan tak dikenai biaya tambahan. Hal itu pula yang menjadi nilai lebih usahanya.
"Di sini kita berani untuk buat jeans satu hari jadi. sementara di tempat yang lain butuh waktu 3-5 hari. Itu yang membuat kita unik dari tempat bikin jins
yang lain," ungkap pria yang mempromosikan usahanya lewat sosial media.
Pria kelahiran Jakarta, 12 Maret 1990 ini mengaku bahwa bisnis yang ia tekuni saat ini memang tidak lepas dari tantangan tersendiri. Salah satu kendala terbesar yang paling sering ia hadapi adalah masalah ukuran jins costumize dan kadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan.
“Biasanya ada komplain masalah ukuran. Walaupun dia datang langsung ke toko, sudah disesuaikan, ternyata ketika jadi beda dengan apa yang mereka inginkan,” tutur pria berusia 25 tahun ini.
Rumah Denim and Jeans kini telah memiliki beberapa cabang. Salah satu cabangnya bahkan sudah merambah pusat perbelanjaan ternama di Jakarta. Ketika ditanya akan visi usahanya ke depan, ia mengaku memiliki cita-cita agar jins hasil produksinya dapat merambah dunia internasional. (Vna/Zul)