Rupiah Kian Terpuruk, Ini Harapan Pengusaha ke Pemerintah

Pelemahan rupiah membawa dampak yang luar biasa bagi sektor industri baik skala kecil, menengah dan besar.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Sep 2015, 21:10 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2015, 21:10 WIB
Rupiah melemah
Rupiah melemah

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus level Rp 14.500 yang juga disertai dengan penurunan daya beli masyarakat membawa dampak yang luar biasa bagi sektor industri baik skala besar, menengah dan kecil.

"Dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, sangat membuat ketidakpastian bagi dunia usaha," ujarnya di Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Agar kondisi ini tidak semakin memburuk, lanjut Sarman, perlu upaya ekstra keras pemerintah untuk kembali menguatkan nilai kurs rupiah dan mendorong peningkatan daya beli masyarakat ke level normal.

"Jika dalam waktu dekat kondisi ekonomi tidak ada tanda perbaikan maka pengusaha akan mengadakan evaluasi maka PHK sesuatu yang tidak terelakkan," lanjut dia.

Dia mengungkapkan, kebijakan ekonomi tahap I terkait deregulasi dan debirokisasi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan memiliki target waktu yang jelas bisa berdampak signifikan terhadap pemulihan ekonomi dan mampu meningkatkan kepercayaan pasar khususnya para calon investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kondisi saat ini harus mampu meyakinkan para pemodal atau investor untuk tidak ragu menanamkan modalnya di Indonesia," kata dia.

Dan sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo (Joko), para pengusaha juga berharap stimulus tahap pertama ini akan memperkuat industri nasional, mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.

Selain itu juga memperlancar perdagangan antar daerah dan pariwisata serta menjadikan kesejahteraan nelayan semakin membaik dengan menaikkan produksi ikan tangkap dan penghematan bahan bakar sebesar 70 persen melalui konversi bahan bakar solar ke elpiji.

"Ini akan sangat bagus sekali bila dapat terealisasi," terangnya.

Pemerintah juga harus mendorong meningkatnya komoditi ekspor yang dimiliki Indonesia dan dibutuhkan oleh negara-negara lain seperti ikan, rumput laut, industri kreatif seperti mebel, CPO dan sebagainya.

"Meningkatnya eksport kita akan dapat menyeimbangkan transaksi keuangan berjalan kita," jelasnya.

Selain itu, walaupun cadangan devisa masih kuat, Sarman berharap pemerintah tidak lengah dalam mengantisipasi kondisi ekonomi global yang semakin bergejolak.

Ke depan pemerintah juga diharapkan mengenjot ketersediaan bahan baku lokal yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan industri dan UKM sehingga ketika nilai tukar rupiah melemah, industri di dalam negeri tidak ikut terpuruk.

"Hal ini untuk melindungi pengusaha lokal dan kelangsungan industri nasional," ungkap dia,

Pemerintah juga diharapkan bisa konsisten melaksanakan Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang Rupiah agar semua transaksi bisnis dalam negeri menggunakan mata uang rupiah sehingga bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan ketergantungan terhadap dolar AS tidak lagi mempengaruhi nilai rupiah.

"Kemudian kita sangat berharap kepada pemerintah konsisten dan berkesinambungan menyadarkan dan mengajak masyarakat untuk bangga memakai produk Indonesia. Sehingga transaksi perdagangan nasional kita semakin membaik dan industri lokal kita semakin kuat," tandasnya.(Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya