Menguntungkan, Banyak Orang Pilih Investasi Sapi

Kebutuhan daging sapi pada 2015 ini diperkirakan mencapai 640 ribu ton.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Sep 2015, 09:05 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2015, 09:05 WIB
20150909-Sapi Qurban-Jakarta
Sejumlah sapi hewan qurban dijajakan di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Daging sapi merupakan komoditas yang kerap menjadi  permainan bisnis kalangan pelaku usaha. Bahkan beberapa pejabat tinggi terseret kasus korupsi impor daging sapi yang membuat masyarakat dan pedagang menderita akibat tindakan tersebut.

Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Furqon (38) berpendapat bahwa bisnis daging sapi ataupun peternakan sapi adalah bisnis yang sangat menggiurkan di Indonesia.

"Perputaran uang yang paling besar hanya ada di bisnis daging sapi. Bisnis yang bisa mengalahkan bisnis narkoba cuma ada di bisnis daging sapi. Mana ada bahan pangan yang harganya Rp 100 ribu per kilogram, kecuali daging sapi. Malah, harganya pernah tembus Rp 140 ribu per kg," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (20/9/2015).

Lebih jauh Pria asal Jakarta ini menambahkan, permintaan daging sapi yang sangat besar membuat sejumlah pelaku usaha rela menanamkan investasi di bisnis sapi hingga miliaran rupiah.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo), kebutuhan daging sapi 2015 diperkirakan mencapai 640 ribu ton. Jumlah ini meningkat 8,5 persen dibandingkan proyeksi tahun ini yang sebanyak 590 ribu ton.

Sementara populasi sapi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging harus meningkat dari 3,1 juta ekor di 2014 menjadi 3,4 juta ekor pada tahun ini.

"Orang yang punya uang miliaran rupiah investasinya di sapi, pasti untung. Selalu saja ada permintaan di segala musim, karena daging sapi kan bukan bahan pangan istimewa lagi tapi sudah jadi bahan pokok," tegas Furqon.

Menurutnya, daging sapi akan selalu menjadi permainan bisnis selagi masih dikuasai para pelaku usaha. Dia menilai, harga daging memungkinkan terus stabil di bawah Rp 50 ribu per Kg apabila bisnis ini diambilalih pemerintah. Dengan demikian, mulai dari hulu sampai hilir termasuk patokan harga daging sapi ditentukan pemerintah.

"Kalau pemerintah berani bikin sendiri tempat pemotongan, penggemukan, pemotongan sapi sampai menetapkan harga jual daging. Jadi kita bisa swasembada daging," pungkas Furqon. (Fik/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya