Menkeu Bambang: Pengusaha Jangan Mudah Menyerah Saat Ekonomi Lesu

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai pengusaha kaget dengan yang sudah diketahui terutama harga komoditas tinggi juga akan turun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Sep 2015, 13:40 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2015, 13:40 WIB
20150906-Bambang-Brodjonegoro
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi dunia sedang bergejolak.  Sayangnya, para pelaku usaha langsung kelimpungan saat menghadapi kesulitan ekonomi tanpa antisipasi dan kurang jeli melihat peluang untuk bisa mempertahankan bisnisnya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menyindir para pelaku usaha yang terkesan kaget dengan anjloknya pertumbuhan ekonomi dan pelemahan harga komoditas akibat rencana bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), mulai dari penghentian stimulus moneter sampai rencana kenaikan tingkat suku bunga AS.

"Kebanyakan dunia usaha seolah-olah kaget dengan sesuatu yang sudah diketahui bahwa harga komoditas yang tinggi pasti akan turun, tidak akan bertahan lama. Tetapi mereka ini tetap bereaksi kaget karena mereka kurang memiliki antisipasi dan persiapan," tegas dia di kantornya, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Bambang mencontohkan fakta ini pada booming harga komoditas batu bara dan properti. Pengusaha, sambungnya, selalu menganggap normal kondisi lonjakan harga jual properti dalam waktu cepat. Padahal dia menilai, booming sektor properti secara instan sangat tidak rasional.

"Inilah penyakit kita, ada harga dan permintaan properti naik langsung dianggap normal, justru belum tentu seperti itu. Dunia usaha harus melihat kondisi ekonomi lebih hati-hati, jangan mudah terombang-ambing fluktuasi ekonomi. Kalau pernah tinggi, pasti suatu saat akan turun," tegas dia.

Bambang mengimbau agar para pelaku usaha saat ini mampu melihat, menemukan, dan bertindak cepat dalam merealisasikan peluang. Pengusaha yang mampu melakukan hal tersebut, diyakini dia, akan bertahan di tengah deraan kesulitan ekonomi.

"Jadi bukan pengusaha yang begitu ada kejadian buruk langsung pasrah, menyerah dan langsung complain. Pengusaha yang gonta-ganti (pemilik) adalah yang kurang tanggap melihat peluang. Yang melihat peluang justru bisa survive sampai turun-temurun ke generasi kedua, ketiga," pungkas dia. (Fik/Ahm/Sar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya