Liputan6.com, Jakarta - Setiap memasuki Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, masyarakat selalu diresahkan dengan peredaran daging babi hutan (celeng). Bahkan peredaran daging celeng tersebut tak hanya di kota-kota yang dekat dengan hutan saja melankan masuk ke kota besar seperti Jakarta. Pemain di bisnis haram ini diduga pedagang daging skala industri rumahan (home industry).
Salah satu pedagang daging di Pasar Senen, Jakarta, Furqon (38) mengungkapkan, penyelundupan daging celeng ke Jakarta menyebar di kalangan pedagang daging industri rumahan. Sementara daging celeng sulit masuk ke pasar tradisional.
"Setiap ada kenaikan harga dan Lebaran, selalu saja daging celeng marak. Pengusaha daging industri rumahan sangat rawan dengan produk daging celeng yang dioplos daging sapi segar," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (24/9/2015).
Menurut Pria asal Jakarta itu, pedagang daging celeng industri rumahan langsung menjual produknya ke rumah makan, restoran dan tempat lainnnya karena tidak ada pengawasan dari pemerintah.
"Daging sudah diacak atau dioplos, jadi ilang baunya dan sulit membedakan. Sedangkan jika daging celeng di jual di pasar tradisional, pasti kan ada pemeriksaan dari pemerintah. Saat dijajakan juga akan kelihatan karena daging celeng dan daging sapi punya warna, tekstur yang beda," terang Furqon.
Daging celeng oplosan, kata dia, dijual dengan harga Rp 50 ribu per Kilogram (kg). Sementara daging sapi dihargai Rp 100 ribu-Rp 110 ribu setiap kg. "Kalau selisihnya Rp 50 ribu dikalikan penjualan dia 100 Kg per hari, sudah Rp 5 juta. Untungnya besar sekali," keluh Furqon.
Paling parah dampak yang ditimbulkan akibat peredaran daging celeng, diakuinya mencoreng bisnis daging sapi di pasar. Penyelundupan daging celeng sangat merugikan konsumen.
"Bisnis yang sudah dirintis bertahun-tahun bisa rusak gara-gara daging celeng. Bersyukur, pelanggan sudah pada tahu semua bahwa di pasar ini tidak menjual daging celeng yang dioplos daging sapi," tukas dia. (Fik/Gdn)
Daging Celeng Marak Setiap Lebaran, Siapa Pelakunya?
Daging celeng marak setiap musim Lebaran. Pedagang sapi skala industri rumahan dituding menjual daging celeng ke rumah makan dan restoran.
diperbarui 24 Sep 2015, 13:07 WIBDiterbitkan 24 Sep 2015, 13:07 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dukung Pembangunan Indonesia, AS Gelontorkan Rp10 Triliun Termasuk untuk Usaha Kecil Milik Perempuan
Momen Jokowi Nonton Laga Timnas Indonesia vs Arab, Duduk di Bangku Biasa Pakai Jersey Pemain Berdarah Solo
Pakar Sebut Pasien Kanker Paru Makin Muda, Penting untuk Tahu Faktor Risikonya
Kapan Peringatan Hari Guru, Berikut Sejarah dan Cara Merayakannya
VIDEO: Bangga! Pelajar asal Purwokerto Terpilih untuk Latihan Sepak bola di Portugal
Marselino Ferdinan Ungkap Alasan Bisa Cetak 2 Gol saat Lawan Arab Saudi: Singgung Taktik Pelatih
Kapal Tenggelam Jadi Bahan Hoaks, Simak Kumpulannya Biar Tak Terpengaruh
Beda Cara Analisis Warna Personal ala Korea dan Jepang
ColorOS 15 Debutkan Fitur Circle to Search dan Gemini ke Oppo Find X8 Series
VIDEO: Mantan CEO WWE Linda Mcmahon Dipilih Donald Trump Jadi Menteri Pendidikan
Puluhan Siswa Sekolah Dasar Jalani Imunisasi Difteri Tetanus
Agensi Kim Junsu Tabuh Genderang Perang Lawan Penyebar Komentar Jahat, Buntut Kasus dengan BJ