BI Ungkap Penyebab Penguatan Rupiah dalam 3 Hari Ini

Deputi Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan pasar keuangan membaik membuat spekulan melakukan cut loss.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Okt 2015, 18:23 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 18:23 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan sentimen eksternal dan internal mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam tiga hari ini.

Deputi Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) terjadi sedikit pelemahan terutama di data tenaga kerja membuat konsensus kebijakan suku bunga bank sentral AS mulai bergeser kenaikannya yang semula pada Oktober dan Desember 2015 kemungkinan mundur pada 2016.

"Kebijakan suku bunga mulai bergeser kenaikannya menjadi pada kuartal I dan II. Ini membuat di pasar keuangan terjadi pembalikan. Beberapa investor dan spekulan beli dolar melakukan cut loss di pasar keuangan," ujar Mirza, di Istana Presiden, Rabu (7/10/2015).

Mirza mengatakan, penguatan mata uang juga terjadi di Malaysia dan negara berkembang lainnya.  Dari domestik, investor menyambut positif langkah pemerintah untuk menderegulasi atau memangkas regulasi dalam paket kebijakan ekonomi jilid I dan II.

"Kita serius melakukan struktural reformasi mulai dari pariwisata, perizinan di berbagai sektor jangka menengah, dan menurunkan inflasi akan tambah suplai valas disambut positif," ujar Mirza.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat ke level 13.821 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pekan ini. Pada Selasa 6 Oktober 2015, rupiah ditutup ke level 14.241 per dolar AS. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya