Paket Kebijakan Jilid III Bakal Genjot Daya Beli Masyarakat

Hal ini diharapkan juga membawa dampak positif bagi inflasi.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Okt 2015, 12:15 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2015, 12:15 WIB
20150929- Paket Kebijakan Ekonomi Tahap II-Jakarta
Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers terkait kebijakan ekonomi tahap II, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Paket kebijakan tahap dua difokuskan pada industri, keuangan dan ekspor. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyambut baik langkah pemerintah mengeluarkan paket kebijakan jilid III pada Rabu (7/10/2015) kemarin. Paket ini diharapkan mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat yang tengah menurun dalam sejak awal tahun ini.

Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Gantiah Wuryandari mengatakan, salah satu isi paket kebijakan yaitu menurunkan harga solar dinilai akan berdampak pada penurunan harga barang-barang konsumsi. Hal ini diharapkan juga membawa dampak positif bagi inflasi.

"Saya kira inti dari paket kebijakan III ini untuk meningkatkan daya beli dengan diturunkannya harga BBM (solar). Ini akan mempengaruhi kebutuhan konsumen. Dengan penurunan BBM, akan berpengaruh pada harga barang-barang dan inflasi diharapkan juga menurun," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Selain itu, penurunan harga solar ini, lanjut Gantiah, juga lebih dirasakan masyarakat bawah seperti nelayan. Harga solar yang lebih murah akan menekan biaya melaut bagi nelayan.

"Solar ini penting untuk nelayan. Jadi kalau harganya turun, maka biaya mereka akan lebih murah. Jadi bagi mereka, yang tadinya uang itu untuk beli BBM (solar), ini bisa digunakan untuk yang lain," kata dia.

Meski demikian, pemerintah juga diminta tetap hati-hati dengan potensi peningkatan harga bahan pangan kebutuhan masyarakat akibat musim kemarau yang masih berlangsung di Indonesia. Hal ini dinilai masih memberikan potensi mendorong inflasi.

"Tapi kita tidak bisa memungkiri karena ada kemarau panjang, sawah jadi mengalami kerusakan, tidak bisa dipanen. Sedangkan populasi penduduk tetap," tandasnya. (Dny/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya