Ini Alasan Buruh Selalu Minta Upah Naik

Kenaikan upah layak selalu menjadi isu yang disuarakan buruh setiap tahunnya

oleh Septian Deny diperbarui 08 Okt 2015, 20:34 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2015, 20:34 WIB
Demo Buruh
Ribuan buruh melakukan aksi mogok nasional menuntut pemerintahan Jokowi-JK membatalkan kenaikan BBM dan menaikan upah layak untuk buruh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan upah layak selalu menjadi isu yang disuarakan buruh setiap tahunnya. Bahkan tak jarang permasalahan ini menimbulkan gelombang demonstrasi besar-besaran sehingga dianggap menjadi penghambat masuknya investasi ke Indonesia.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal membantah anggapan bahwa aksi unjuk rasa ini menjadi pengganggu jalannya kegiatan industri di dalam negeri.

"Tentang buruh menjadi faktor terganggunya industri, itu tidak tepat," ujarnya dalam acara Sensi Talk dengan tema Penyerapan Tenaga Kerja Saat Ekonomi Lesu di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Menurut dia, wajar jika buruh menuntut kenaikan upah setiap tahun. Pasalnya selama ini upah yang diterima buruh tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga, pertumbuhan tersebut dinilai hanya dirasakan oleh pengusaha.

"Kenapa buruh bereaksi pada beberapa kebijakan pemerintah dan retribusi keuntungan yang di dapat pengusaha? Dalam 10 tahun terakhir purchasing power kita berada di nomor 10, di bawah Inggris. Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 6 persen. Tapi secara bersamaan gini ratio juga meningkat, ini berarti gap pendapatan semakin besar," jelasnya.

Said menjelaskan, tingkat rasio gini Indonesia terus mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Pada 2012, rasio gini sebesar 0,36. Pada 2013 0,39, 2014 naik menjadi 0,4. Dan saat ini berada pada posisi 0,42.

"Artinya gap pendapatan makin melebar, padahal ekonomi kita tumbuh. Walaupun melambat tapi masih ada pertumbuhan di atas 4 persen. Artinya pertumbuhan ini dinikmati oleh kelas menengah atas. Sedangkan kelas buruh tidak mendapat tetesan pertumbuhan ekonimi, makanya wajar jika buruh meminta rasa keadilan itu," kata dia.

Oleh sebab itu, yang menjadi tuntutan para buruh bukan sekedar kenaikan upah melainkan pemerataan distribusi keuntungan yang diterima oleh perusahaan tempatnya bekerja.

"Ketika ekonomi tumbuh, profit itu di dapat perusahaan, maka kita tuntut distribusinya. Karena yang paling mudah untuk memperkecil gini rasio itu adalah upah. Makanya kami fokus di upah," tandasnya. (Dny/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya