Ambil Saham Freeport, Pemerintah Bakal Tarik Pinjaman Luar Negeri

Menteri BUMN, Rini Soemarno tengah mempersiapkan pengambilan saham Freeport melalui BUMN yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Okt 2015, 11:15 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2015, 11:15 WIB
20151006-Menteri BUMN Rini Soemarno di Komisi VI-Jakarta
Menteri BUMN Rini Soemarno saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI, Jakarta, Selasa (6/10/2015). Komisi VI menyetujui tambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada 23 BUMN senilai Rp.34,32 triliun.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia harus melakukan divestasi sahamnya sebesar 10,64 persen kepada pemerintah Indonesia yang prosesnya dimulai pada Oktober 2015. Dengan divestasi itu maka pemerintah akan memiliki saham Freeport sebesar 20 persen.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno saat ini tengah mempersiapkan pengambilan saham tersebut melalui perusahaan BUMN yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium / Inalum (Persero).

Rini memastikan akan melibatkan perbankan untuk memperoleh fasilitas pendanaan agar dapat mengambil divestasi saham PT Freeport Indonesia. Apalagi nilai divestasi saham 10,64 persen mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 20,7 triliun (asumsi kurs Rp 13.504 per dolar Amerika Serikat). Peluang pinjaman itu juga terbuka untuk bank aksing.

"‎Karena ini nilainya bagus, dan Inalum itu balance sheetnya sangat kuat, perbankan pasti mau, apakah itu perbankan BUMN atau bukan. Tentu kalau BUMN masih ada kapasitasnya tentu lebih baik BUMN, tapi (perbankan) internasional sangat mau memberikan pembiayan untuk ini," kata Rini seperti ditulis, Senin (19/10/2015).‎

Mengenai proses pengambil alihan saham tersebut, Rini menjanjikan segala persyaratan akan dipenuhi paling lambat pada akhir bulan ini. Nantinya BUMN yang ditunjuk terlebih dahulu mengajukan proposal kepada pemerintah sebelum melakukan divestasi.‎Sebelumnya, Rini telah mengindikasikan pengambilan saham Freeport tersebut akan dilakukan oleh Inalum.

Dipilihnya Inalum untuk menjadi perushaan yang akan mengambil alih dikarenakan kondisi keuangan dan menejemen perusahaan saat ini yang cukup bagus.

"Kita lihat balance yang sangat kuat itu Inalum, karena kalau Antam tidak kuat juga sebab Antam tengah mengerjakan proyek smelter yang butuh investasi yang cukup besar juga," terang Rini

.Dengan begitu, maka kepemilikan saham Freeport Indonesia akan terbagi dalam dua BUMN yaitu sebelumnya 9,36 persen telah menjadi milik PT Antam (Persero) sedangkan yang 10,64 akan dimiliki oleh Inalum.

Tidak hanya itu, Inalum dipilih karena perusahaan alumunium tersebut telah menjalin sinergi dengan Antam‎ dalam pembangunan smelter. Dengan begitu diharapkan keduanya akan saling mengisi untuk mengambil alih saham Freeport tersebut.

"‎Kami melihatnya perlu karena Inalum kan belum ada tambang, belum pernah dalam aktifitas operasional tambang, kita harapkan kan Antam punya kemampuan itu jadi efektif dalam berkolaborasi sebagai pemegang saham dari Freeport," pungkas Rini. ‎ (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya