Mulai 2016, Hanya Masyarakat Miskin yang Dapat Subsidi Listrik

Masyarakat yang tidak memiliki Kartu miskin akan dikenakan tarif penyesuaian (adjustment).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Okt 2015, 10:52 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 10:52 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengatur secara ketat penggunaan listrik pada 2016 nanti. Salah satu cara yang akan dilakukan adalah dengan hanya memberikan subsidi listrik kepada masyarakat yang memiliki Kartu miskin.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, dengan metode penyaluran yang akan diberlakukan pada 2016 tersebut, akan membuat subsidi listrik tidak bocor seperti yang terjadi saat ini. Selain itu, subsidi listrik juga hanya diterima kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

“Mulai tahun 2016, yang tidak mempunyai Kartu Miskin dilarang menikmati subsidi listrik,” kata Jarman seperti dkutip dalam situs resmi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, di Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Jarman mengatakan, selama ini memang subsidi listrik sering bocor kepada mereka yang sebenarnya tidak membutuhkan. Dengan kartu Miskin maka hanya mereka yang memiliki kartu yang bisa mendapatkan subsidi. 

Jarman menambahkan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan PT PLN (Persero) akan mendatangi daerah-daerah di Indonesia untuk memberikan sosialisasi mengenai kebijakan yang rencananya diberlakukan per Januari 2016 ini.

"Sosialisasi juga akan dilakukan melalui media cetak dan elektronik," ungkapnya.

Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki Kartu miskin akan dikenakan tarif penyesuaian (adjustment). Jarman mengungkapkan, di awal menjadi Dirjen, hampir semua pelanggan PLN mendapatkan subsidi.

Namun sekarang pemerintah mengurangi subsidi dan mulai memperkenalkan automatic tariff adjustment yang didasarkan pada tiga hal, yakni patokan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), kurs dolar AS dan inflasi.

Sebelumnya, PLN menemukan indikasi masyarakat mampu masih memanfaatkan listrik bersubsidi dengan memasang listrik golongan rendah yang diperuntukkan masyarakat miskin.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, saat ini ada ketidaktepatan penggunaan listrik bersubsidi dengan daya 450 dan 900 voltampere (VA). Berdasarkan data pemerintah, saat ini hanya ada 15,5 juta kepala keluarga miskin, tetapi pengguna listrik subsidi ada 44 juta kepala keluarga (KK).

"Nah memang kan faktanya sekarang ini ada ketidaktepatan pemberian subsidi. Kalau kita bicara masyarakat miskin 15,5 juta, pra miskin 24-25 juta KK. PLN memberikan kepada 44 juta KK," kata Sofyan.

Menurut Sofyan, hal tersebut terjadi karena masyarakat mampu tersebut membohongi PLN dengan memasang listrik golongan rendah agar mendapat subsidi sehingga biaya listriknya murah. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya