Liputan6.com, Jakarta - General Manager Marketing Operation Region I Pertamina, Romulo Hutapea menegaskan, pihaknya tidak akan membatasi kuota untuk produk BBM jenis baru yaitu Pertalite. Ini sebagai antisipasi untuk daerah yang sebelumnya dibatasi pasokan premium.
"Kalau untuk Pertalite, kami tidak akan membatasi kuotanya. Berapapun yang diminta oleh pengusaha SPBU akan kami pasok. Kalau di daerahnya laku, kami tambah. Kami juga tengah mengusahakan pemasarannya di daerah-daerah yang terpencil, yang biasanya dibatasi kuota Premium," ujar Romulo, usai aktivasi Pertalite, di Padang, seperti ditulis Selasa (3/11/2015).
Baca Juga
Bahkan ia menargetkan, sampai Desember ini 200 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Sumatera bagian utara sudah menyediakan Pertalite. Sementara itu, Pertalite telah tersedia di 91 SPBU yang tersebar di Sumatera bagian utara hingga akhir Oktober 2015.
Advertisement
89 SPBU itu antara lain berada di Sumatera barat sebanyak 16 SPBU, lalu 11 SPBU di Riau, 9 SPBU di Aceh dan yang paling terbanyak ada 53 SPBU di Sumatera Utara. Dari 89 SPBU tersebut, Pertamina mampu menjual 101 KL per harinya.
"Kami akan menambah 109 SPBU lagi di Sumatera bagian utara. Terdiri dari, 43 SPBU di Sumatera Utara, 17 SPBU di Aceh, 17 SPBU di Sumatera Barat dan 22 SPBU di Riau," ujar Romulo.
Romulo juga mengatakan, pihaknya akan memasarkan Pertalite di daerah terluar pulau di Sumbar seperti daerah Mentawai. Pihaknya tengah menggandeng beberapa agen untuk mau membuat SPBU-SPBU mini. Sebab satu-satunya kabupaten di Sumbar itu, memiliki harga Premium dua kali lipat di atas HET (Harga ecer tertinggi).
Satu liter Premium di Mentawai bisa menembus harga Rp 45.000, belum lagi praktik penimbunan oleh penjual ketengan agar harga bisa melambung.
"Kita tengah mengajak agen-agen kecil itu untuk mau membuka SPBU kecil. Cukup mudah kok, tangkinya juga tidak terlalu besar," tutur Romulo.
Di kepulauan Mentawai, kuota Premium dibatasi pada angka 275 ton per bulannya, sedangkan kebutuhan masyarakat di daerah tersebut mencapai 1.700 ton per bulannya.
Romulo menegaskan, pihaknya tidak akan pernah membatasi kuota saat Pertalite dipasarkan di Mentawai."Kalau Premium itu amanat dari pemerintah, kalau Pertalite ini murni bisnis. Kalau laku ya kita tambah," pungkas Romulo. (Muslim A/Ahm)