Liputan6.com, Jakarta Bergulirnya pasar bebas [Masyarakat Ekonomi ASEAN](2356089 "")Â (MEA) pada akhir tahun ini diyakini akan menciptakan pasar yang besar, bahkan mengalahkan pasar Uni Eropa.
Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Himpunan Pengusaha Muda Indonesoa (Hipmi) Yaser Palito mengatakan, saat ini ASEANÂ merupakan kawasan yang besar dengan total populasi lebih dari 600 juta jiwa.
Pasar ini melebihi pasar Uni Eropa yang populasinya hanya sebesar 500 juta jiwa dan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang terdiri dari Amerika Serika, Kanada dan Meksiko dengan populasi hanya 400 juta jiwa.
Advertisement
"Sedangkan separuhnya (dari populasi ASEAN) itu berada di Indonesia," ujarnya di Kantor Hipmi, Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Dengan berlangsungnya MEA, kata Yaser, pasar di kawasan Asia Tenggara menjadi peluang yang akan membawa keuntungan yang besar bagi para pelaku industri termasuk bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di dalam negeri. Itu pun tentu jika para pelaku usaha tersebut bisa memanfatkan peluang tersebut.
"Di ASEAN misalnya, dengan menyatukan negara-negara ASEAN maka akan tercipta peluang dan keuntungan yang dapat dioptimalkan oleh dunia usaha," kata dia.
Yaser menjelaskan, saat ini kontribusi ASEAN terhadap produk domestik bruto global telah meningkat dua kali lipat. Bahkan pertumbuhan ekonomi di ASEAN yang ditopang oleh pertumbuhan negara-negara seperti Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam kini jauh lebih cepat dibanding dengan kawasan lain.
"Tahun lalu pertumbuhan ekonomi ASEAn mencapai 4,4 persen, dengan permintaan domestik yang tetap tinggi sebab didukung oleh konsumsi regional," ungkapnya.
Sementara itu, total perdagangan di kawasan ASEAN pada 2014 tercatat sebesar US$ 2,53 triliun atau meningkat 0,6 persen dari 2013. Di sisi investasi, terdapat aliran masuk investasi ke ASEAN mencapai US$ 136,2 miliar atau meningkat 11,3 persen.
"Ini belum berlangsung ada perdagangan bebas, bagaimana kalau MEA-nya sudah berlansung," tandasnya. (Dny/Zul)
Â