Jika Harga Masih Tinggi Usai Impor Beras, Bulog Intervensi Pasar

Masuknya beras impor asal Vietnam ke Indonesia bertujuan untuk menambah cadangan stok beras di gudang Perum Bulog, termasuk menjaga stabilit

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 11 Nov 2015, 21:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 21:30 WIB
20150918-Gedung Bulog
Gedung Bulog (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Masuknya beras impor asal Vietnam ke Indonesia bertujuan untuk menambah cadangan stok beras di gudang Perum Bulog, termasuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Namun jika upaya ini tak berhasil meredam harga beras, maka Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu akan melakukan intervensi pasar.

Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengaku, jika harga jual beras tidak kunjung turun meskipun sudah mendatangkan beras impor, Bulog akan segera melakukan operasi pasar supaya harga yang mulai menggeliat naik bisa tertahan, bahkan merosot.

"Kalau harga tidak turun atau di luar kewajaran, saya hanya ingin katakan, Bulog akan segera operasi pasar. Satu dua hari ini, saya akan mulai intervensi walaupun tidak ramai-ramai, saya akan masuk ke rumah pangan, pertanian supaya harga tertahan, atau turun," tegas Djarot saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/11/2015).  


Djarot menilai, impor beras sangat dibutuhkan Indonesia saat ini mengingat ada kondisi musim kering berkepanjangan atau El Nino. Sehingga pemerintah dan Bulog memerlukan cadangan beras dalam jumlah memadai atau mencukupi kebutuhan.

"Saya kira ini (impor) sesuatu yang baik, karena beras janjinya untuk cadangan. Kalau Negeri ini punya cadangan memadai, maka kita bisa aman menghadapi kondisi seperti El Nino dan lainnya," jelasnya.

Dengan upaya tersebut, ia berharap, harga beras dapat cenderung lebih stabil karena trennya harga beras akan mengalami kenaikan menjelang akhir tahun, terutama akibat para spekulan yang hanya mengeruk keuntungan saja.

"Kalau punya cadangan beras memadai, maka spekulan atau pemegang stok beras yang berharap harga naik, bisa melepasnya dan berdampak pada penurunan harga. Karena siklusnya di musim normal dan jelang akhir tahun, harga beras naik," papar Djarot.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku belum tahu dengan kedatangan beras impor di Tanjung Priok. Pasalnya, ia pernah mengatakan impor beras berpotensi batal musim tanam tidak bergeser di November 2015.

"Kita kan selalu melihat situasinya bagaimana. Artinya kalau harga bergerak naik, kelangkaan terlihat, bisa dimasukkan (didatangkan) tapi tidak mesti datang ke Jakarta. Bisa ke tempat lain yang dianggap rawan," pungkas Darmin. (Fik/Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya