Isu Terorisme Bakal Ganggu Diskusi Perdagangan APEC 2015

Tak ada agenda pembahasan APEC yang mengacu pada serangan Paris atau ancaman dari negara anggota APEC yang berpenduduk muslim.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 18 Nov 2015, 09:57 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 09:57 WIB
20151117-Gaya Pemimpin Dunia Saat Hadiri APEC di Filipina
Perdana Menteri Selandia Baru John Key (kanan) menerima karangan bunga saat tiba di bandara internasional Manila, Filipina, Selasa (17/11/2015). John Key hadir untuk menghadiri Kerjasama Ekonomi Asia - Pasifik (APEC). (REUTERS/Romeo Ranoco)

Liputan6.com, Jakarta - Pihak penyelenggara Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit 2015 di Manila, Filipina kini tengah berusaha keras menjaga pertemuan tersebut tetap fokus membahas perkembangan ekonomi dan perdagangan. Pasalnya, saat ini para pimpinan global tengah secara intensif membahas isu terorisme menyusul serangan di Paris beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, meningkatnya ketegangan regional terkait sengketa teritorial juga menjadi salah satu faktor yang dapat mengganggu fokus para pimpinan APEC dalam membahas berbagai isu ekonomi global. Pertemuan dengan agenda utama pembahasan pertumbuhan ekonomi global itu akan berlangsung pada 16-19 November 2015.


Melansir laman Voice of America, Rabu (18/11/2015), meskipun bukan bagian dari agenda pertemuan APEC, Menteri Luar Negeri Filipina Albert F. del Rosario mengatakan, bahkan setiap pertemuan dengan jajaran menteri juga sibuk membahas serangan teroris di Paris.

"Setiap pihak mengungkapkan rasa belasungkawa pada seluruh keluarga korban akibat aksi teror tersebut. Ada panggilan untuk bersatu melawan terorisme dari setiap bangsa. Dan tentu saja ada tuntutan keadilan atas apa yang terjadi di Paris," terang del Rosario membahas pertemuannya dengan para menteri anggota APEC.

Meski demikian, del Rosario mengklarifikasi, tak ada agenda pembahasan APEC yang mengacu pada serangan Paris atau ancaman dari negara anggota APEC yang berpenduduk muslim. Fokus pertemuan para pimpinan APEC masih terpusat pada perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik.

Namun kejadian di Paris membuat aparat keamanan di Filipina semakin mengetatkan penjagaan selama pertemuan APEC berlangsung. Pemerintah pusat bahkan mendeklarasikan libur penuh bagi seluruh masyarakat Manila selama perhelatan internasional tersebut berlangsung. Sekolah dan banyak perusahaan ditutup selama pertemuan para pimpinan negara anggota APEC berlangsung.

Sebanyak 30 ribu polisi dan tentara dikerahkan untuk mengamankan pusat ibukota Filipina tersebut.

Sementara itu, isu perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik atau Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP) diharapkan masih menjadi fokus utama para pimpinan APEC selama dua hari ke depan. (Sis/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya