Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli ingin pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang menyesuaikan dengan kondisi. Hal tersebut bertujuan untuk menyikapi gejolak perekonomian dunia.
Rizal mengatakan, selama ini pemerintah hanya mengeluarkan kebijakan yang statis, tidak menyesuaikan dengan keadaan, padahal kondisi terus mengalami perubahan.
"Kita ini buat kebijakan selalu dogmatis, tidak mau out of the box hal lama jadi kebenaran padahal konteksnya berubah," kata Rizal, dalam sebuah diskusi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Advertisement
Menurut Rizal, saat kondisi perekonomian sedang bergejolak seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dinamis. Seperti memangkas pajak, penghapusan tarif, tetapi saat kondisi perekonomian ‎membaik pajak kembali dinaikan dan tarif kembali diberlakukan.
Baca Juga
"Hal-hal tidak perlu dihentikan dulu nanti saat ekonomi membaik baru tarif digunakan pajak dinaikkan. Saat ekonomi turun semua harus disederhanakan, stimulus harus diberikan," tutur Rizal.‎
Rizal mengungkapkan, salah satu sektor yang perlu mendapat kebijakan dinamis adalah sektor migas. Yaitu dengan melakukan pengurangan bagian negara atas hasil produksi migas dari KKKS. Saat ini negara mendapat bagian 85 persen dan KKKS 15 persen dari hasil produksi minyak, sedangkan dari produksi gas KKKS mendapat 30 persen dan negara dapat 70 persen.
Bagian tersebut harus dikurangi untuk menggairahkan KKKS mencari cadangan migas baru, dengan meningkatkan kegiatan pencarian migas (eksplorasi)."Momentum yang dimanfaatkan driling (pengeboran) eksplorasi ditingkatkan, caranya harus fleksibel caranya bagian negara 85 persen KKKS 15 kenapa tidka dijadikan 80 persen negara 20 persen," kata Rizal. (Pew/Ahm)