Wapres JK Geram Bunga KUR Masih Tinggi

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengaku geram dengan tingginya suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Nov 2015, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2015, 06:30 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengaku geram dengan tingginya suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pasalnya, hal tersebut merupakan wujud ketidakadilan terhadap masyarakat kecil.

JK beralasan, seharusnya bunga KUR lebih rendah ketimbangan dengan bunga kredit pada korporasi.

"Jangan ada ketidakadilan di negeri ini. Masa bunga untuk korporsi lebih rendah 10 persen di banding UKM. Tidak ada negara di dunia ini yang begitu," katanya, di Jakarta, Selasa (24/11/2015) malam.

Maka, dia bilang pemerintah pun wajib menurunkan bunga tersebut. Bunga KUR pun diturunkan dari 22 persen menjadi 12 persen.

Rencananya, tahun depan pemerintah akan menurunkan bunga KUR menjadi 9 persen."Saya tidak rela seperti itu. Karena itu apapun risikonya turunkan itu. Tahun depan 9 tambahnya apapun risikonya,"ujarnya.

JK menegaskan, ketidakadilan mengancam stabilitas suatu negara. Maka, dia meminta agar pihak-pihak terkait terus memperhatikan itu.

"Karena negara tidak ada yang berontak apabila pertumbuhan rendah, tapi apapun akan jadi masalah kalau ketidakadilan tidak tercapai. Ini yang harus dikontrol BI dan OJK terkait ketidakadilan. Di bangsa apapun, konflik terjadi karena ketidakadilan ini saya minta diperbaiki," tandas dia. (Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya