Dari Mie Instan, Orang Terkaya Ini Raup Harta Rp 75 Triliun

Kekayaan Bos Indofood dan keluarga iini mencapai US$ 5,4 miliar atau sekitar Rp 75,4 triliun (kurs: Rp 13.969/dolar).

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 10 Des 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 21:00 WIB
[Bintang] 5 Taipan di Indonesia, Kekayaannya Bisa Mencapai Rp 222 Triliun
Anthoni Salim dan keluarga | via: forbes.com

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak kenal merek Indofood? Nama itulah yang menjadikan seorang pengusaha nasional Anthony Salim menjadi orang terkaya ketiga di Indonesia. Kekayaan Bos Indofood dan keluarga iini mencapai US$ 5,4 miliar atau sekitar Rp 75,4 triliun (kurs: Rp 13.969/dolar).

Di 2014, pria ini juga berada di posisi yang sama, namun dengan jumlah kekayaan yang berbeda. Kekayaan Anthoni di tahun ini diperkirakan turun hingga US$ 500 juta. Forbes menaksir, kekayaan Anthoni di 2014 mencapai US$ 5,9 miliar.

Dikutip dari berbagai Forbes, Kamis (10/12/2015), Kekayaan tersebut berasal dari banyak sektor bisnis yang dijalankannya. Salim Group punya banyak lini usaha seperti Salim Palm Plantation, Indocement, Indomaret, Indomobilm Super Indo, dan yang paling terkenal adalah Indofood yang memproduksi banyak prodyuk makanan termasuk.

Selain itu juga, Salim Group punya anak perusahaan produsen terigu terbesar di Indonesia, yakni Boga Sari dan produsen mie instan terbesar di dunia, Indomie. Indomie, produknya sudah sangat mendunia. Tak hanya di Indonesia, pabrik mie instan ini juga dibangun di luar negeri. Itu menjadi salah satu pundi-pundi uang yang dimiliki Anthoni Salim.

Indofood juga punya anak usaha yang bergeak di bidang minuman ringan (beverages), PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). Perusahaan ini telah banyak melakukan aksi korporasi untuk mengembangkan sayap bisnisnya. Salah satunya adalah dengan PT Pepsi Cola Indobeverages. Perusahaan Salim ini mengakuisisi seluruh saham PT Pepsi-Cola Indobeverages (PCIB) senilai US$ 30 juta pada 2013 lalu.

Akuisisi tersebut akan dilaksanakan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverages (IASB) dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur (AIBM) yang merupakan perusahaan patungan antara ICBP dan Asahi group Holding Southeast Asia Pte Ltd.

Sejarah Salim Group

Anthony Salim dengan nama lain Liem Hong Sien, adalah CEO Salim Group, perusahaan dibalik lahirnya merek Indofood di bawah label perusahaan PT Indofood Sukses Makmur. Anthoni dikenal pekerja keras dan termasuk salah satu dari sejumlah orang yang berhasil mempertahankan bisnis setelah sempat mengalami kemunduran kala krisis moneter di 1998 lalu.

Salim Group sendiri adalah perusahaan yamg didirikan oleh ayahnya Sudono Salim, Liem Sioe Liong, pengusaha terkenal kala itu. Salim Group didirikan pada 4 Oktober 1972. Sudono Salim juga pernah mendapatkan predikat salah satu orang terkaya dunia versi Forbes.

Sebelum krisis 1998, Selim Group bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia. Asetnya kala itu terbilang sangat besar, mencapai US$ 10 miliar. Tak heran Sudono Salim alias Liem Sioe Liong menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Salim group juga sempat memiliki saham di perusahaan BCA. Namun karena krisis 1998, banyak perusahaan yang dilepaskan perusahaan ini. Perusahaan yang dilepas Salim karena krismon seperti Indocement Tunggal Perkasa, PT Bank Central Asia yang kemudian dikuasai Farallon Capital dan Grup Djarum milik Budi dan Michael Hartono, juga PT Indomobil Sukses International.

Meski begitu, ada beberapa perusahaan yang tetap ia pertahankan seperti Indofood Sukses Makmur, Bogasari Flour Mills dan lainnya.

Kaya Berkat Mie Instan

Salah satu perusahaan yang dinilai paling penting bagi Group Salim adalah PT Indofoof Sukses Makmur yang memproduksi mie instan. Produk mie instan besutan Indofood bermerek Indomie dinilai paling laku di Indonesia, hingga ke Asia dan luar Asia. Itu sebabnya, Salim memberanikan diri untuk membangun pabrik mie tersebut di luar negeri agar proses distribusinya mudah.

Salah satu lokasi yang dijadikan lokasi pembangunan pabrik adalah Serbia.

Anak usaha dari Grup Salium, Indoadriatic Industry mengakuisisi lahan seluas 500 are di kawasan industri Indjija, Serbia. Penandatanganan akusisi lahan ini telah dilakukan pada 29 November 2013, alias 2 tahun yang lalu.

Negosiasi pembebasan lahan telah mengambil waktu dua bulan. Kami berharap kerja sama akan terus dilakukan di masa mendatang. Saya percaya perusahaan Indonesia lainnya akan datang ke Indjija segera," ujar Walikota indjija Peter Filipopic kala itu.

Duta besar Indonesia untuk Serbia, Samuel Samson mengatakan, pihaknya puas dengan kesempatan dalam kerja sama antara kedua negara. Apalagi perseroan bergerak di usaha pangan yang berkaitan dengan pasta dan mie sehingga perlu peningkatan kapasitas.

Indoadriatic industry akan memperluas dan meningkatkan wilayah operasional di Serbia. Perusahaan di bawah grup Salim dan Wazaran ini akan membangun pabrik dan memproduksi mie di bawah lisensi Indofood.

Investasi pembangunan pabik senilai 11 juta euro. Pembangunan pabrik akan mulai dilakukan pada musim semi 2014, dan selesai pada awal 2015. Kemungkinan perseroan akan mempekerjakan 140-200 orang.

Produksi mie Indofood dipasarkan di semua negara bekas Yugoslavia termasuk Serbia sejak tiga tahun lalu. Pemasaran ini melalui Indo Srbija Food Company yang didirikan oleh grup Salim dan Wazaran dari Indonesia. Indo Srbija Food merupakan importir dan distributor untuk Serbia, Macedonia, Bulgaria dan Rumania.

Sebelumnya grup Salim melalui Salim Wazaran Kenya Co Ltd membangun pabrik Indomie di kawasan pelabuhan Mombasa, Kenya di Afrika Timur. Grup Salim memiliki komposisi 51% dan sisanya dimiliki Wazaran.

Pembangunan pabrik di Kenya itu merupakan perluasan pasar Indomie grup Salim di Afrika. Investasinya sekitar US$ 7,3 juta. (Zul/Ndw)

 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya