Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero) menawarkan produk pinjaman untuk pemerintah daerah (Pemda) pada tahun depan.
Kucuran kredit tersebut dapat membantu Pemda mewujudkan pembangunan proyek infrastruktur meskipun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) minim.
Direktur Utama SMI, Emma Sri Martini mengungkapkan produk pinjaman kepada Pemda ini mendapat dukungan dari parlemen sehingga perseroan dapat fokus masuk membiayai proyek infrastruktur di wilayah Tengah dan Timur Indonesia.
Advertisement
"Jadi Pemerintah Pusat bisa memberikan bantuan kepada Pemda melalui fasilitas pinjaman untuk mempercepat pembangunan infrastruktur," tegas dia di Nusa Dua, Bali seperti ditulis Selasa (15/12/2015).
Baca Juga
Dengan mengandalkan pinjaman tersebut, kata Emma, bukan halangan lagi bagi Pemda untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur prioritas di wilayahnya. Sehingga dampaknya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Contohnya Pemda ingin bangun proyek senilai Rp 200 miliar, sedangkan APBD cuma Rp 20 miliar setahun. Kalau cuma andalkan APBD dan transfer daerah dari pusat, perlu waktu 10 tahun buat bangun proyek sebesar itu. Tapi dengan pinjaman dari kami, Rp 200 miliar yang bisa diperoleh di setahun pertama, konstruksi 1-2 tahun, selebihnya lakukan repayment," jelas Emma.
Emma mengatakan, transformasi PT SMI menuju Lembaga Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur (LPPI) akan diiringi dengan peningkatan kapasitas modal dari Rp 25 triliun saat ini. Terdiri dari suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 20,3 triliun, plus modal disetor Rp 4 triliun dan return earning Rp 1 triliun.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016, Ia menuturkan, perseroan akan mencari tambahan modal sebesar Rp 14,5 triliun.
"Kami butuh tambahan modal Rp 14,5 triliun dalam denominasi dolar AS. Rencananya menerbitkan corporate bonds dan medium term notes (MTN) yang akan closing pekan ini," jelas Emma.
Hingga November 2015, total pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur sekitar Rp 10,3 triliun dengan total nilai proyek sebesar Rp 87,7 triliun. Melihat realisasinya, pendanaan yang dikucurkan perusahaan mampu menciptakan multiplier effect sebesar 8,4 kali.
"Sampai akhir tahun ini, total komitmen pembiayaan akan mencapai Rp 12 triliun dengan total nilai proyek yang bisa di deliver senilai Rp 100 triliun," ucap dia.
Ia menyebut, beberapa portofolio proyek infrastruktur saat ini, antara lain :
1. Sektor pembiayaan ketenagalistrikan
Jumlah kapasitas pembangkit listrik yang sudah dibiayai perseroan mencapai 735,2 Megawatt (Mw) yang menyediakan penerangan kepada 816.844 rumah atau 3,3 juta jiwa.
2. Sektor jalan
Jalan sepanjang 224,6 Km yang dibangun mampu menyerap 193.621 tenaga kerja dan memperlancar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
3. Sektor bandara dan pelabuhan
Mampu melayani 3,8 juta penumpang penerbangan per tahun serta meningkatkan arus barang menjadi 452.941 TEUs setiap tahun.
4. sektor minyak dan gas
Menambah produksi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 31.000 Bpd dan menyimpan persediaan gas sebanyak 10.000 MT.
5. Sektor air bersih dan telekomunikasi
Jumlah produksi air bersih sebesar 10.000 liter per detik memberikan kontribusi suplai air bersih kepada 1,3 juta rumah atau 5,2 juta jiwa.
Sebanyak 44.569 menara telekomunikasi yang melayani pengguna jasa telekomunikasi sebanyak 65,2 juta pengguna telekomunikasi di seluruh Indonesia.
"Ke depan setelah bertransformasi, LPPI akan mengembangkan pendanaan proyek untuk infrastruktur sosial seperti rumah sakit, penjara, sekolah, infrastruktur kawasan, pasar dan infrastruktur pariwisata," pungkas Emma. (Fik/Ahm)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6