Kaleidoskop Bisnis Juni: Tol Terpanjang di RI Resmi Beroperasi

jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Juni 2015 lalu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Des 2015, 20:33 WIB
Diterbitkan 25 Des 2015, 20:33 WIB
20150714-Mudik Lebaran-Tol Cipali1
Sejumlah kendaraan saat memasuki gerbang Tol Palimanan, Jawa Barat, Selasa (14/7/2015). Hingga H-3 jelang lebaran 2015 pemudik sudah mulai memadati tol Cipali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang memiliki panjang mencapai 116,7 kilometer (km) pada 13 Juni 2015 lalu. Tol Cipali menjadi tol terpanjang di Indonesia sekaligus tol dengan pembangunan terlama jika dihitung sejak perencanaan.

Sejak perencanaan hingga diresmikan, jalan bebas hambatan ini ternyata telah melewati enam era kepemimpinan. Ide pembangunan tol sudah ada sejak kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal itu tercatat di data Dinas Bina Marga Kabupaten Subang sejak 1996. Sayangnya proyek ini mandek akibat krisis moneter yang terjadi pada 1998.

Rencana tersebut tak ada kemajuan‎ di era Presiden Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati. Tol ini akhirnya mulai direalisasikan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di masa pemerintahan SBY, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memulai menindaklanjuti pembangunan tol tersebut pada 2011. Kementerian PU memberikan mandat kepada PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dengan masa konsesi selama 35 tahun.

Dari kontrak konsesi tersebut pembangunan tol Cipali ditargetkan pembangunan selesai pada Agustus 2015. Di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan tol tersebut dikebut.

"‎Pada pertengahan Desember lalu saya ke sini, saya minta ini harus selesai sebelum Lebaran, tapi Alhamdulillah malah sebelum puasa sudah bisa dioperasikan‎," kata Jokowi saat peresmian pada Sabtu, 13 Juni 2015.

Tol Cipali | Via: bisnis.liputan6.com
Jokowi mengharapkan keberadaan tol Cipali akan mengurangi kemacetan di jalur Pantura terlebih saat terjadi mudik Lebaran. Kendaraan yang dapat beralih ke tol Cipali ditargetkan mencapai 50 persen.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengungkapkan ‎Tol Cipali tersebut merupakan bagian dari proyek jalan tol Trans Jawa yang melewati 5 ‎kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan ‎Cirebon.‎ Tol yang memiliki 99 jembatan tersebut akan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta – Cikampek dan Jalan Tol Palimanan – Kanci.

Dengan berbagai kesulitan dalam pembangunannya, mulai dari pembukaan lahan baru di tebing-tebing berbatu, akhirnya tarif tol Cipali disepakati sebesar Rp 96 ribu.‎

Manfaat tol Cipali

20150715-Mudik Lebaran-Tol Cipali3
Antrean mobil pemudik di arus tol Cipali, Jawa barat, Rabu (15/7/2015). Kepadatan arus kendaraan di arus tol Cipali sudah terlihat sejak kemarin. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Manfaat tol Cipali

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim Cipali mempunyai banyak kelebihan dibanding jalan tol lain. Bentuk kebanggaan lain karena pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mampu mewujudkan pembangunan jalan bebas hambatan yang selama 20 tahun hanya jadi angan-angan saja.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hediyanto W Husaini mengatakan, jalan tol Cipali yang menghabiskan dana sekira lebih dari Rp 10 triliun ini sangat mulus, lebar sehingga dapat mengurai kemacetan saat arus mudik Lebaran.

"Jalannya lebih leluasa, jadi tidak perlu berebutan. Untuk arus mudik lebih nyaman karena memperpendek jarak 40 km jika dibanding lewat jalan Pantai Utara (Pantura)," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menjelaskan, jalan tol ini dilengkapi 99 jembatan, tujuh pintu masuk dan keluar (simpang susun), rest area, SPBU dan lainnya. Menurut Hediyanto, membangun jalan tol sepanjang 116 KM ini pasti menemui kendala.

"Contohnya saja soal tanah, penolakan masyarakat, material yang susah diperoleh. Tapi hambatan ini kita tekel dan menghadapinya pelan-pelan. Dan akhirnya sangat bagus," kata dia lega.

Hediyanto mengakui proses pembangunan jalan tol Cipali membutuhkan waktu dua tahun dan dikebut dengan tambahan tiga sampai empat bulan. Sehingga dipastikan saat peresmian Sabtu 13 Juni 2015 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), tol Cipali sudah siap beroperasi.

"Ini asumsinya 20 tahun lalu sudah pembangunan fisik, tapi baru di zaman pemerintahan Jokowi dipercepat, didukung dan difasilitasi, mencari solusi atas permasalahan, pemerintah juga selalu mengawasi dan membimbing," tegasnya.

Memangkas jarak

Jelang Mudik, Pengerjaan Proyek Tol Cikapali Dikebut
Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya, Hudaya Arryanto memberikan keterangan terkait proyek tol Cikapali, Jawa Barat, Kamis (5/6/2015). Jalan tol sepanjang 116 km ini rencananya selesai pada pertengahan bulan Juni 2015. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Memangkas jarak

Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya, Hudaya Arryanto menjelaskan, pengoperasian Tol cipali mampu mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalur Pantai Utara atau Pantura. Serta akan menghemat waktu perjalanan para pemudik yang melewati jalur Jakarta-Cirebon saat menjelang Lebaran.

Sebab, jalan tol yang dibangun PT Lintas Marga Sedaya ini akan memangkas jarak Cikampek-Palimanan hingga 40 kilometer ketimbang Anda lewat jalur Pantura. Tol ini juga menjadi penghubung Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Palimanan-Pejagan yang selama ini sudah beroperasi.

"(Tol Cikapali) Ini seperti mengisi 'missing link' mata rantai terputus di tengah Tol Trans Jawa, terutama wilayah Jawa Barat," imbuh Hudaya.

Kata pengusaha angkutan

20150713- Kondisi Tol Cipali Jelang H-4 Lebaran-Jabar
Penampakan arus lalu lintas di Tol Cipali, Jawa Barat, arus lalu lintas di Tol Cipali terlihat lancar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kata pengusaha angkutan

Pengoperasian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dinilai membawa efek positif dan negatif bagi angkutan darat penumpang dan barang. Mantan Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena mengatakan, keberadaan tol ini diakui akan memperpendek waktu tempuh bagi angkutan darat.

"Memang kalau membahas suatu yang baik dampaknya tidak hanya positif, tetapi juga ada downside-nya. (Positifnya) travel time-nya jadi lebih cepat," ujar Eka.

Dia menjelaskan, bagi angkutan umum jarak jauh, dengan adanya tol ini membawa dampak positif karena akan mempersingkat waktu tempuh.

Namun pengoperasian tol ini akan membawa dampak negatif bagi angkutan umum jarak dekat. Lantaran masyarakat diprediksi memilih menggunakan kendaraan pribadi karena sudah ada fasilitas jalan bebas hambatan.

"Angkutan umum yang tetap jadi primadona kalau jaraknya jauh. Tapi kalau angkutan jarak dekat ini yang dilematis," kata dia.

Meski demikian, Eka berharap pemerintah juga memikirkan keberlangsungan angkutan jarak dekat ini. Setidaknya, pemerintah menfasilitasi angkutan jarak dekat yang kehilangan penumpang karena adanya tol ini.

"Transportasi itu tidak bisa stand alone, harus menyambung. Pemerintah tidak hanya bisa bicara soal dari-ke tapi bagaimana ketika sampai di suatu daerah, orang itu nantinya bisa bermobilitas," tandasnya.

Banyak kecelakaan

20151214- Traffic Monitoring Center Tol Cipali-Jakarta-Angga Yuniar
Suasana pemantauan Traffic Monitoring Center (TMC) Tol Cikopo-Palimanan di Kantor Operasional LMS Subang, Jabar, Senin (14/12/2015). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Banyak kecelakaan

Sama seperti jalan tol lainnya, Cipali pun juga diwarnai dengan banyak kecelakaan. Conothnya pada medio Juli 2015 lalu, kecelakaan di km 178 yang melibatkan sebuah Daihatsu Gran Max yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Cikopo menuju Palimanan menabrak truk. Mobil pun terbakar dan sejumlah nyawa melayang seketika.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa kecelakaan yang terjadi bukan disebabkan oleh kurangnya fasilitas di dalam jalan bebas hambatan tersebut namun lebih karena kondisi jalan mulus dan baru. “Sehingga mungkin orang excited," ujarnya.

Dia menjelaskan, tugas utama kementerian yang dipimpinnya adalah menyediakan prasarana transportasi agar masyarakat bisa bepergian kemana pun secara aman dan nyaman. Namun, untuk mendapatkan perjalanan yang aman dan nyaman, masih ada faktor lain yang menjadi penentu, yaitu pengaturan teknis di jalan tersebut dan perilaku dari pengendara.

"Tapi hal ini ada dua hal lagi supaya aman dan nyaman, yaitu rekayasa teknis dari lalu lintas dan perilakunya, baik pengendara maupun orang di sekitar jalan," kata dia.
Petugas kepolisian memeriksa kendaraan yang mengalami kecelakaan di Tol Cipali, Jawa Barat, Senin (13/7/2015). Mobil bernomor polisi D 1807 PB tersebut menabrak penanda jalan di Km 149+800. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut Basuki, kecelakaan yang terjadi di ruas tol ini bukan disebabkan oleh kurang fasilitas tetapi karena perilaku pengendara. Oleh sebab itu, dia meminta agar pengguna tol lebih berhati-hati saat melintas.

"Sekarang prasarana sudah baik, tapi mungkin orang belum kenal medannya. Saya tidak menuduh macam-macam, tapi lima kecelakaan (yang terjadi) itu ringan yang tidak memakan korban," jelasnya.

Selain itu, Basuki juga yakin bahwa saat mudik lebaran nanti tidak banyak kecelakaan di tol Cipali ini, asalnya penggunanya bisa berkendara dengan baik.

"Kalau mudik kan lebih banyak, kalau lebih banyak dia akan lebih pelan jalannya. Dari kepolisian juga akan menerjukan petugas-petugas di interchange-interchange. Rambu-rambu juga akan kami cek terus," tandasnya. (Gdn/Nrm)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya