Pengamat: Rakyat Masih Mampu, Jangan Turunkan Harga BBM

Dana subsidi harga BBM dinilai sebaiknya untuk pembangunan kilang minyak.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Des 2015, 08:05 WIB
Diterbitkan 22 Des 2015, 08:05 WIB
20151008-Solar turun-Jakarta
Petugas mengisi BBM jenis solar di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (8/10/2015). Pemerintah menurunkan harga solar dari Rp 6.900/liter menjadi Rp.6.700/liter. Harga baru itu akan berlaku mulai Jumat, 9 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, meminta pemerintah dan PT Pertamina (Persero) mempertahankan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar seperti saat ini meskipun harga minyak dunia amblas hingga menembus kisaran US$ 35-US$ 36 per barel.

Alasannya, rakyat dinilai masih mampu menanggung harga jual eceran Premium sebesar Rp 7.300 per liter dan Solar Rp 6.700 per liter.  

"Harga BBM turun tidak ada manfaatnya buat rakyat. Cuma warga yang punya kendaraan saja yang bisa menikmati penurunan harga itu," ujar Agus saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Di samping itu, katanya, penurunan harga BBM Premium dan Solar hanya akan membebani Pertamina mengingat badan usaha milik negara (BUMN) ini masih menderita rugi triliunan rupiah dari penahanan harga BBM selama enam bulan lalu dan rugi dari elpiji ukuran 12 kilogram.

"Kalau diturunkan, Pertamina yang sulit karena tidak sesuai dengan cashflow mereka. Apalagi kita negara importir minyak dan BBM. Jadi kalau harga minyak dunia dan kurs makin melemah, pasti BBM naik lagi harganya," Agus menjelaskan.

Dirinya mengaku sangat menyayangkan apabila pemerintah menurunkan harga BBM karena tidak diikuti penurunan harga-harga komoditas, termasuk bahan pangan dan tarif transportasi.

"Harga BBM turun pun tidak menurunkan harga komoditas dan tarif transportasi. Kalau harganya nanti naik lagi, semua harga pangan dan transport makin tinggi naiknya. Jadi dua kali bikin rakyat rugi," dia menegaskan.

Ia meminta pemerintah untuk menggunakan dana atau anggaran BBM untuk membangun kilang minyak yang masuk dalam paket kebijakan ekonomi jilid VIII. Di mana pemerintah Joko Widodo (Jokowi) ingin mempercepat pembangunan kilang pengolahan minyak dan BBM di Tanah Air.

"Jadi tidak usah diturunkan harga BBM, rakyat masih mampu, tidak ribut. Lebih baik Pertamina menggunakan uang tersebut untuk bangun kilang atau membangun infrastruktur gas bumi sebagai alternatif elpiji," kata Agus. (Fik/Ahm)**

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

Bagaimana Pandangan Rhenald Kasali Saat Ekonomi Melambat? Simak Video Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya