Batik Bakal Jadi Raja Saat Era Perdagangan Bebas Asean

Saat ini terjadi pergeseran tren dimana produk-produk unik diincar tak terkecuali batik.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Des 2015, 21:42 WIB
Diterbitkan 22 Des 2015, 21:42 WIB
Banyuwangi Batik Festival 1015 3
Banyuwangi Batik Festival 2015

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengaku optimis batik bakal menjadi primadona ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung.

Hal itu bukan tanpa alasan. Menurutnya saat ini terjadi pergeseran tren dimana produk-produk unik diincar tak terkecuali batik.

Dia juga mengatakan, kecenderungan itu didukung meningkatnya peminat masyarakat internasional yang menyukai barang dengan jumlah produksi yang sedikit atau ekslusif.

"Batik itu sangat memiliki potensi, dan mungkin saya menarik garis dari tren perhiasan dan aksesoris. Saya melihatnya tren di dunia itu agak pergi dari manufaktur masal, lebih kepada barang-barang unik," kata dia di Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Dia menegaskan, kecenderungan tersebut terjadi di hampir semua kalangan baik tua maupun muda. Hal tersebut menjadikan batik memiliki peluang besar merajai ASEAN.

"Di  negara maju remaja dan dewasa muda mencari barang unik, bukan yang masal dan dipakai semua orang. Saya melihat masa depan cerah di kerajinan termasuk batik," tuturnya.

Maka dari itu, Thomas tidak melakukan deregulasi terkait dengan pembatasan kain bermotif batik. Dia khawatir akan menghantam industri dalam negeri.

"Terus terang itu deregulasi yang saya tunda. Pembatasan kain bermotif batik, itu produk manufaktur masal. Saya takut sekali itu merusak citra kain batik yang hemat saya harus kita lestarikan. Kita harus jaga betul citra dan reputasi kain," tandas dia.(Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya