Liputan6.com, Sorong - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan pejabat lainnya meninjau pembangunan Bandara Domine Eduard Osok pada Kamis (31/12/2015).
Kunjungan Presiden ini usai meresmikan tiga bandara yang dikelola Kemenhub yaitu Bandara Komodo di Labuan Bajo, dan dua bandara di Papua yaitu bandara Wamena dan Utarom Kaimana.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) fokus meningkatkan kapasitas dan pelayanan transportasi. Kementerian Perhubungan pun mengharapkan penyelesaian bandara Domine Eduard Osok, Sorong di Papua Barat dapat selesai pada Januari 2016.
Advertisement
Baca Juga
Karena itu, bandara kelas I Domine Eduard Osok (DEO) di Sorong terus melakukan pengembangan. Pengembangan bandara ini dimulai pada 2011, dan sudah berjalan hingga kini. Demikian mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis pekan ini.
Pada akhir 2015, pengembangan yang telah dikerjakan antara lain pembangunan gedung terminal penumpang menjadi 2 lantai, pemasangan garbarata dan fixed bridge, baggage handling system, lift terminal, x ray bagasi dan kabin multi view dan penambahan fasilitas lainnya seperti area konsesi, area kerbside dan pembaruan desain interior terminal.
Pengembangan bandara DEO menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sebesar Rp 154 miliar. Dalam kurun waktu lima tahun, total anggaran APBN yang digunakan untuk pengembangan bandara DEO sekitar Rp 236 miliar.
Bandara DEO Sorong kini lebih megah dan nyaman dengan desain arsitektur terminal penumpang yang lebih modern. Terminal dibangun dua lantai dan memiliki fasilitas-fasilitas yang lebih lengkap sehingga dapat menambah kenyamanan penumpang.
Sebagai bandara pengumpan, Bandara DEO Sorong melayani penerbangan domestik dan penerbangan perintis yang dioperasikan oleh beberapa maskapai diantaranya: Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Ekspress Air dan Susi air. Penerbangan perintis dilayani oleh maskapai Susi air ke beberapa wilayah sekitar seperti ke daerah: Ayawasi, Inawatan, Teminabuan, dan Waisai.
Pergerakan pesawat di salah satu bandara tersibuk dan terbesar di semenanjung kepala burung ini mengalami rata-rata pertumbuhan 3,3 persen tiap tahunnya. Tercatat ada 9.000 lebih pergerakan pesawat per tahunnya.
Dari sisi penumpang, rata-rata pertumbuhan penumpang pertahunnya mencapai 13,2 persen yang pada 2014 ada sekitar 500 ribu lebih penumpang. Untuk kargo, rata-rata pertumbuhan kargo pertahunnya cukup pesat sekitar 17,2 persen (tahun 2014 mencapai 3,06 juta barang per kilo kargo). (Yas/Ahm)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6