RNI Kini Punya Pabrik Teh Hijau Terbesar di Asia Tenggara

RNI kini memiliki pabrik teh hujau terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas pengolahan 60 ton pucuk basah per hari.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 05 Jan 2016, 22:06 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 22:06 WIB
 Dirut RNI B. Didik Prasetyo meresmikan pabrik Teh Hijau Terbesar di Asia Tenggara. (Foto: Humas RNI)
Dirut RNI B. Didik Prasetyo meresmikan pabrik Teh Hijau Terbesar di Asia Tenggara. (Foto: Humas RNI)

Liputan6.com, Jakarta- Mengawali awal tahun 2016, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) meresmikan pengembangan pabrik teh hijau terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas pengolahan 60 ton pucuk basah per hari.

Melalui pabrik ini, RNI melalui anak usahanya PT Mitra Kerinci mengukuhkan diri sebagai pemain teh hijau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/1/2015), Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo berpesan ke manajemen PT Mitra Kerinci agar kapasitas pengolahan dapat dinaikkan  menjadi 80 ton pucuk basah per hari.

Hal ini dilakukan mengingat tingginya permintaan produk Teh Hijau LIKI di pasar teh nasional dan pasar ekspor.    Tak hanya itu, Didik juga mengapresiasi kinerja PT Mitra Kerinci sepanjang tahun 2015 yang cukup moncer.

Dengan perolehan pucuk basah sebesar 18.874 ton dan tingkat produktivitas sebesar 3.69 ton per hektare (ha), Mitra Kerinci saat ini menjadi perkebunan dengan tingkat produktivitas tertinggi.

Perolehan produksi ini merupakan perolahan tertinggi sepanjang perusahaan berdiri. Memecahkan rekor produksi, penjualan dan harga penjualan tertinggi, prestasi ini adalah prestasi yang luar biasa.

Didik juga mengimbau ke  seluruh karyawan agar tidak cepat berpuas diri dan terus melakukan perbaikan perbaikan agar satu anak perusahaan RNI group ini menjelma menjadi ikon teh Indonesia, sejajar dengan the Ceylon dan Assam dari India dan Srilanka.

Mitra Kerinci merupakan anak perusahaan RNI yang mengelola sekitar 2.025 ha perkebunan dan pabrik pengolahan teh Liki di Sangir, Solok Selatan, Sumatera Barat.

Perkebunan Liki pertama kali dibangun oleh kolonial Belanda pada 1940 dan dikelola menjadi anak perusahaan RNI mulai 1990.

Karakter tanahnya yang unik, berada di antara zona kering dan basah pada ketinggian 600-1.100 meter di atas permukaan laut, membuat teh dari perkebunan Liki memiliki kualitas yang tinggi, quick brewing, kadar tannin yang tinggi, seduhan warna yang menarik dan dengan karakter rasa sepet yang kuat.

Teh hasil dari perkebunan Liki memiliki komposisi tannin terbesar dibanding seluruh perkebunan teh lainnya di Indonesia, yaitu sebanyak 18 persen. Tannin ini merupakan zat anti oksidan yang tinggi sekaligus memperkuat rasa teh itu sendiri.

Kini perkebunan teh Liki berhasil menghasilkan 17 juta kilogram (kg) daun teh segar setiap tahunnya yang diolah menjadi 5,5 juta kg teh untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.

Dengan kapasitas produksi sebanyak 70 ribu kg teh hijau per hari, Perkebunan Teh Liki merupakan penghasil teh hijau terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. (Ndw/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya