Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat ada penurunan omzet hingga 30 persen pada peristiwa bom dan baku tembak di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu. Kini para pengelola mal menerapkan berbagai cara untuk memulihkan keadaan.
Ketua Umum DPP ‎APPBI Handaka Santosa mengatakan peristiwa yang terjadi begitu cepat itu sangat mengejutkan dan di luar perkiraan. Namun demikian, dampak dari bom tersebut hanya sementara.
"‎Ada penurunan karena orang tua ingin anaknya enggak boleh pergi. Ada penurunan dalam sales, tapi operasional kita tetap. Hari pertama 20-30 persen, tapi hari kedua sudah (pulih)," kata dia di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Advertisement
Baca Juga
Atas kejadian tersebut, dia menuturkan kini pihaknya mulai memperketat pengamanan di pusat belanja. Dia mengatakan pengelola pusat belanja telah menjalin kerja sama dengan Kepolisian dan TNI.
"Kami sudah meningkatkan keamanan, kerja sama aparat Kepolisian dan TNI apabila ada sesuatu meminta untuk diamankan," ujarnya.
Tak hanya dari eksternal, pihaknya juga melakukan pengamanan dari sisi internal. Caranya dengan memberikan pemahaman kepada karyawan jika keamanan pusat belanja adalah kebutuhan bersama.
"Kemudian intern sendiri karyawan sudah dibangkitkan bah ini milik bersama. Lebih awas bukan hanya bekerja, ‎lihat kiri kanan kalau ada kecurigaan mesti bertindak," katanya.
Pihaknya mengaku optimistis bahwa kunjungan masyarakat ke pusat belanja segera membaik. "Yah, kalau dilihat seseorang sesuai kebutuhan kalau hari tertentu drop akan digantikan hari lain. Tidak ada penurunan yang berarti," dia menandaskan. (Amd/Zul)**