DPR Minta Pemerintah Harus Bersatu Basmi Mafia Daging

Anggota DPR Al Muzzammil Yusuf mengakui tidak mudah memberantas mafia daging.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 28 Jan 2016, 15:42 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2016, 15:42 WIB
20160125-Harga Daging Sapi di Jakarta Melonjak Hingga Rp 130 Ribu/Kg-Jakarta
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Peraturan Pemerintah yang membebankan pajak 10% untuk setiap penjualan sapi impor berdampak pada naiknya harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR Al Muzzammil Yusuf menilai salah satu penyebab harga daging tinggi karena permainan dari mafia daging. Hal itu menanggapi harga daging sapi di pasaran sempat mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 130 ribu-Rp 140 ribu per kilogram (Kg)

Kenaikan harga daging sapi itu selalu menjadi cerita lama yang kerap membebani pedagang dan pembeli. Berdasarkan keterangan Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melakukan konsultasi dengan pihaknya, Al Muzammil menyatakan harus ada kerja sama antara pemerintah dan DPR untuk menyelesaikan masalah klasik tersebut.

"Ini karena menyangkut perut rakyat tentu harus ada komitmen semua antara pemerintah dan DPR menangani ini," kata Al Muzammil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Meski demikian, Yusuf mengakui tidak mudah memberantas mafia daging ini karena telah beroperasi selama puluhan tahun.

Oleh karena itu, Ia menegaskan, pemerintah dan aparat penegak hukum serta DPR harus bersatu memberantas mafia daging dengan memberikan sanksi tegas pada yang melanggar aturan.

"Jangan sampai urusan perut rakyat dimainkan oleh mafia, jangan keran impor dibuka bukan rakyat yang menikmati tapi mafia," tegas dia.
‎

Al Muzammil menyebutkan, pemerintah sebenarnya telah mengetahui peta mafia daging di Indonesia. Namun, hingga saat ini belum bisa membawanya ke ranah hukum.‎

"Kita sama-sama tahu, pelakunya sudah pernah disampaikan secara tertutup oleh Pak Menteri kepada kita," tandas Al Muzammil. (Taufiqrohman/Ahm)
   

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya