Liputan6.com, Jakarta Minyak turun 2 persen dalam perdagangan Kamis waktu setempat, karena dukungan dari pelemahan dolar, dibayangi oleh skeptisisme bahwa upaya anggota OPEC Venezuela untuk melobi produsen minyak mentah dalam penurunan produksi bersama akan berhasil.
Dolar melanjutkan penurunan untuk hari kedua, membuat komoditas greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar menyentuh niai terendah dalam 15 pekan dalam kelanjutan keraguannya bawa Bank Sentral AS mampu menaikkan suku bunga tahun ini.
Minyak AS merugi sedikit, setelah laporan bahwa Gedung Putih bakal mengajukan penambahan biaya US$ 10 per barel pada 2017 dalam anggaran negara.
Advertisement
Â
Baca Juga
Harga minyak acuan Brent melemah tipis 1,6 persen atau 58 sen lebih rendah ke level US$ 34,46 setelah diperdagangkan antara US$ 34,15 dan US$35,84. Juga sempat menyentuh US$ 34,44.
Minyak mentah Amerika Serikat juga ditutup lebih rendah 56 sen atau 1,7 persen pada US$ 31,72 setelah diperdagangkan antara US$ 31,53 dan US$ 33,60. West Texas Intermediate terakhir turun 54 sen menjadi US$ 31,74 seperti dilansir dari CNBC, Jumat (5/2/2016)..
Ada spekulasi tentang kemungkinan pembicaraan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak lain untuk memangkas produksi peningkatan volatilitas di pasar minyak.