BTN Pangkas Pertumbuhan Laba

Demi menghadapi era MEA, Bank BTN menurunkan target pertumbuhan laba bersih menjadi 30-40 persen di 2016

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Feb 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2016, 09:45 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memangkas target pertumbuhan laba bersih menjadi 30 persen-40 persen di tahun ini. Alasannya, emiten berkode BBTN tersebut harus menghadapi persaingan sengit di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, perseroan optimistis mampu mencetak pertumbuhan laba bersih sekitar 30 persen sampai 40 persen. Proyeksi ini lebih kecil dibanding realisasi untung bersih yang dikantongi perusahaan Rp 1,85 triliun atau melonjak 62 persen di 2015 dari perolehan 2014 yang sebesar Rp 1,15 triliun.

“Kami menurunkan target pertumbuhan jadi 30 persen-40 persen untuk laba bersih di tahun ini. Kenapa lebih kecil, karena persaingan tahun ini sangat ketat, apalagi MEA sudah berjalan,” ujar Maryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (7/2/2016).

Namun demikian, dijelaskannya, pencapaian kinerja perseroan pada tahun lalu diapresiasi pemegang saham, dan memperoleh respon positif dari investor dengan kenaikan harga saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

“Sehari setelah pengumuman kinerja, besoknya saham BTN naik menjadi Rp 1.410. Deputi Menteri BUMN bidang Jasa Gatot Trihargo mengatakan kepada saya, BTN menjadi Bank BUMN berkinerja terbaik di 2015,” ucap Maryono.

Untuk mempertahankan kinerja, diakui Maryono, BTN harus mampu mencapai target pembiayaan perumahaan baik subsidi maupun non subsidi sebanyak 600 ribu hingga 700 ribu unit rumah. Target tersebut masuk dalam program pembiayaan sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.

"Pada 2015, kami telah berkontribusi sebanyak 474.099 unit dalam program satu juta rumah ini. Target kami di tahun ini menembus pembiayaan 600 ribu-700 ribu unit rumah," jelasnya.

Maryono optimistis, target tersebut akan tercapai, seiring banyaknya pengembang yang membangun rumah pada 2015, akan selesai pada tahun ini. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kerjasama dengan pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Perumakan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI).

“Tahun 2016 akan kita perluas dengan pengembang yang ada di BPJS Ketenagakerjaan dan BUMN Karya," ungkap Maryono.

Selain itu, lanjutnya, promo bunga murah diyakini bisa mendongkrak pembiayaan rumah tahun ini. Rencananya perseroan akan menggelar BTN Properti Expo 2016 pada 13 Februari mendatang dengan penawaran bunga KPR spesial 6,6 persen fix selama satu tahun.

Hingga 31 Desember 2015, BTN membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp 138,95 triliun. Dari jumlah tersebut porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,9 persen atau sebesar Rp 124,92 triliun.

Sementara sisanya yang sebesar 10,10 persen atau sebesar Rp 14,02 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan. Untuk segmen KPR subsidi, perseroan masih menguasai pangsa pasar 98 persen dari total penyaluran FLPP 2011, 2012, 2013 dan 2014.

Pertumbuhan kredit tersebut juga ditopang dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan yang mencapai Rp 128 triliun pada 2015. Nilai tersebut tumbuh 19,97 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 106,7 triliun. Sedangkan NPL berhasil ditekan menjadi 3,42 persen (gross) turun dari NPL periode yang sama sebesar 4,01 persen. (Fik/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya