Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak jenis Brent anjlok pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) usai stok minyak Amerika Serikat (AS) naik ke rekor tertinggi.
Kenaikan stok tersebut dibayangi rencana pembekuan produksi oleh negara-negara produsen minyak terbesar yang telah mendongkrak pasar pada pekan ini.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (19/2/2016), Energy Information Administration (EIA) mencatat stok minyak mentah naik 2,1 juta barel pekan lalu menjadi 504,1 juta barel, mencapai rekor tertinggi di bulan lalu.
Advertisement
Baca Juga
EIA juga mengungkapkan persediaan bensin berada pada rekor tinggi. Begitu pula dengan minyak pemanas dan diesel.
Harga minyak Brent yang jadi patokan global untuk minyak mentah turun US$ 22 sen menjadi US$ 34,28 per barel, setelah naik lebih dari US$ 1,20 sebelum data stok minyak AS dirilis. Harga minyak telah naik lebih dari US$ 4Â sepanjang Jumat pekan lalu hingga Rabu kemarin.
Harga minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup melemah US$ 11 sen ke level US$ 30,77 per barel, usai menyentuh puncak di US$ 31,98 per barel.
Harga minyak telah meningkat lebih dari 14 persen selama tiga hari terakhir merespons rencana Arab Saudi dan Rusia untuk membekukan produksi minyak, meski tanpa dukungan komitmen dari Iran.
Data kenaikan stok minyak AS oleh EIA bisa memupuskan harapan produsen minyak untuk memulihkan harga minyak dunia. (Ndw/Gdn)