Penguatan Rupiah Untungkan Produk Makanan RI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin menguat menjelang akhir pekan ini.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Mar 2016, 20:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2016, 20:30 WIB
20151009-Dollar-Turun
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Jumat (9/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/10/2015) mengalami penguatan, bahkan bergerak ke level Rp 13.400. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai akan membawa dampak positif bagi produk makanan olahan Indonesia. Penguatan tersebut dinilai akan membuat harga baku impor menurun sehinggga berdampak pada daya saing produk.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nus Nuzulia Ishak mengatakan, selama ini industri makanan olahan dalam negeri masih bergantung pada bahan baku impor. Jika rupiah menguat, maka biaya produksi industri akan mengalami penurunan.

"Saya kira dengan menguatnya rupiah untuk beberapa komoditi ekspor, misalnya saja adalah process food di mana kebergantungan kontenimpornya cukup tinggi," ujarnya diJakarta, Jumat (4/3/2016).

Menurut Nus, jika biaya produksi turun maka harga jual produk makanan bisa lebih murah. Dengan demikian, maka produk makanan lokal bisa bersaing dengan produk sejenis dari negara lain.

"Ini akan memberikan peningkatan daya saing. Dengan menguatnya rupiah, sudah tentu kita akan lebih murah lagi harga dari makanan olahan ekspor sendiri," lanjutnya.

Namun Nus memastikan penguatan rupiah tersebut tidak akan memengaruhi target ekspor Indonesia. Menurut dia, Menteri Perdagangan Thomas Lembong telah menekankan bahwa kontraksi ekspor tahun ini berada pada kisaran 1 persen hingga 5 persen.

"‎Arahan bapak menteri adalah bahwa ekspor tahun 2016, kontraksinya 1 persen-5 persen dari tahun lalu.‎ Jadi ini yang cukup visible," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin menguat menjelang akhir pekan ini. Faktor ketidakpastian soal suku bunga AS sudah mereda ditambah kebijakan bank sentral Jepang soal suku bunga negatif mendukung pergerakan rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka naik 80 poin atau 0,6 persen ke level 13.152 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran 13.232 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 13.081-13.187 per dolar AS hingga Jumat siang.

Sementara itu, kurs referensi jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menyentuh level 13.159 per dolar AS pada Jumat 4 Maret 2016 dari posisi 3 Maret 2016 di level 13.260 per dolar AS. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya