Data Ekonomi AS Dorong Harga Emas Naik

Harga emas untuk pengiriman April naik ke level US$ 1.270,70 per ounce menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Mar 2016, 06:45 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2016, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas kembali menguat pada perdagangan menjelang akhir pekan, dan menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan. Penguatan harga emas didukung dari rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada Februari yang sehat.

Harga emas untuk pengiriman April naik 1 persen ke level US$ 1.270,70 per ounce. Penutupan harga emas ini tertinggi sejak 2 Februari 2015. Emas telah mencatatkan penguatan 4,1 persen selama sepekan.

Selain itu, harga emas juga diikuti kenaikan harga perak sekitar 3,6 persen menjadi US$ 15.694 per ounce. Harga perak telah menguat 6 persen selama seminggu.

Rilis data ekonomi AS juga memberikan sentimen positif untuk harga emas. Angka data tenaga kerja AS bertambah 242 ribu pada Februari 2016. Sementara itu, upah turun 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Para ekonom mengharapkan upah naik 0,2 persen. Indeks dolar AS diperdagangkan melemah terhadap euro dan yen.

Adrian Ash, Kepala Riset BullionVault mengatakan, kalau reli harga emas dipicu respons terhadap rilis data tenaga kerja. "Pelaku pasar menilai emas saat ini punya momen diperdagangkan dari pada hanya sekadar pelindung. Dengan kata lain pelaku pasar bertaruh kalau emas akan terus menguat," ujar dia seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (5/3/2016).

Sementara itu, Direktur Libertas Wealth Management Group Adam Koos menilai, saat ini terjadi kebalikan korelasi antara emas dan saham. "Untuk alasan ini, kemungkinan pelaku pasar merealisasikan keuntungan, dan menyusun strategi untuk menggeser aset lebih aman," kata Koos. (Ahm/Igw)

 

Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya