Liputan6.com, Jakarta - Aksi penyanderaan kapal pengangkut batu bara yang berisi 10 orang Warga Negara Indonesia (WNI) membuat pengusaha batu bara waspada mengirim batu bara ke Filipina bahkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Filipina terancam kehilangan pasokan batubara.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Ekawahyu Kasih mengatakan, pengusaha batu bara Indonesia sudah puluhan tahun memasok ke Filipina tapi belum pernah mengalami masalah keamanan seperti yang terjadi dalam pekan ini.
Baca Juga
"Batu bara Indonesia dikirim ke Filipina bukan terjadi saat ini suda puluhan tahun. Itu jalur perdagangan normal walaupun ada yang disebut wilayah konflik," kata Eka, di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
Eka mengungkapkan, sebagian besar batu bara tersebut untuk menggerakkan PLTU di Filipina. Indonesia memasok sekitar enam juta ton ke Filipina pada 2015. Namun, setelah terjadinya aksi penyanderaan kapal batu bara membuat pengusaha waspada mengekspor batu baranya.
"Ini meningkatkan kewaspadaan bagi pengusaha Indonesia yang mengirim ke Filipina," tutur Eka.
Eka menuturkan, Pemerintah Filipina harus menjamin keberlangsungan pengiriman batubara dari Indonesia ke Filipina. Lantaran pengusaha tidak ingin menanggung risiko akibat gangguan keamanan, jika tidak pasokan batu bara akan terganggu dan PLTU Filipina akan kehilangan bahan bakarnya.
"Bisa terancam (pasokan batubara) kalau pengusaha kita keberatan karena keselamatannya tidak terjamin," ujar Eka. (Pew/Ahm)