Menko Darmin Tawarkan Jerman Investasi Bahan Baku Obat di RI

Nilai perdagangan antara Indonesia dan Jerman mencapai US$ 6 miliar-US$ 7 miliar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Apr 2016, 15:59 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 15:59 WIB
Pabrik obat
Pabrik obat

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerima kunjungan Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cristian Schmidt, Senin siang ini (4/4/2016).

Pertemuan dua pejabat negara tersebut mendiskusikan beberapa hal, termasuk kerja sama investasi di bidang farmasi atau obat-obatan.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman mengungkapkan, Indonesia membuka kesempatan kepada investor asing termasuk Jerman untuk menanamkan modalnya di bidang usaha farmasi.

Pemerintah sebelumnya telah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) di sejumlah bidang usaha, salah satunya bidang usaha farmasi atau obat-obatan yang dibuka untuk kepemilikan asing hingga 100 persen.

"Tadi Pak Menko bilang supaya Jerman membantu investasi di industri bahan baku obat-obatan. Kita sudah membuka 100 persen investasi untuk asing, jadi ini peluang kita memperkuat industri obat-obatan di Tanah Air supaya harga obat turun," jelas Rizal saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (4/4/2016).

 

Soal peluang kerja sama ini, Rizal mengaku Menteri Pangan dan Pertanian Jerman akan menyampaikannya kepada Kanselir Jerman dan para investor yang bergerak di sektor farmasi.

Pembicaraan tersebut akan diselenggarakan dalam sebuah forum bisnis, sehingga Rizal menyebut, belum ada nilai investasi yang ditawarkan untuk masuk ke bisnis tersebut.

"Belum ada investasinya. Menteri Pangan dan Pertanian Jerman baru akan bicara dengan Kanselir dan investor mereka. Nanti ada forum bisnis yang dijelaskan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI di Berlin, Jerman," terang Rizal.

Dari catatan Rizal, saat ini nilai perdagangan antara Indonesia dan Jerman mencapai sekitar US$ 6-7 miliar. Kedua negara merupakan mitra strategis untuk bisa meningkatkan hubungan kerja sama, termasuk di industri farmasi.

"Di sini sudah banyak produsen atau buyer obat-obatan dari Jerman. Jadi semangatnya kita membuka lebar peluang peningkatan kerja sama dengan Jerman," ujar Rizal. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya