Susi Minta Perbankan Dukung Perikanan Indonesia

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terus mendorong perbankan di Indonesia memberikan kemudahan permodalan bagi nelayan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Apr 2016, 17:50 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2016, 17:50 WIB
20160303-Wajah Lesu Menteri Susi saat Raker dengan Komisi IX DPR
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/3). Raker tersebut membahas pendapat akhir mini sikap akhir fraksi dan presiden. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terus mendorong perbankan di Indonesia memberikan kemudahan permodalan bagi beberapa perusahaan yang bergerak di sektor perikanan. Menurut Susi, untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia, khususnya mensejahterakan para nelayan, peran perbankan menjadi sangat penting.

Secara lebih spesifik, Susi ingin menjadikan perusahaan milik pemerintah Perum Perikanan Indonesia sebagai perusahaan yang menjamin hasil tangkap para nelayan di seluruh Indonesia.

"‎Semoga Perindo bisa sebagai Bulog-nya perikanan Indonesia, saya minta perbankan tidak hanya mendukung stakeholder perikanan tapi BUMN juga supaya bisa menjaga harga dan hasil tangkapan para nelayan," kata Susi di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (8/4/2016).

Selama Susi menjalankan perintah Presiden RI Joko Widodo untuk memberantas illegal fishing, kesejahteraan nelayan meningkat drastis. Hal itu dibuktikan dengan nilai tukar‎ nelayan mengalami peningkatan.

Dengan dijadikannya Perum Perindo sebagai perusahaan penjamin hasil tangkap para nelayan, layaknya Bulog menjamin beras dari hasil tani, akan meningkatkan kepastian dan kesejahteraan para petani.

"Saya menyadari meski masih mahal, tetapi harga ikan sekarang jauh lebih murah dari tahun-tahun sebelumnya," tegas Susi.

Diceritakan Susi, kebangaan Susi bertambah ketika mengikuti data Badan Pusat Statistik (BPS) perikanan selalu menyumbang deflasi bagi angka Indeks Harga Konsumen (IHK). Berbeda dengan komoditas bahan pangan yang sering menyebabkan inflasi.

‎"Kita juga terus menjaga permainan di laut yang adil, nelayan-nelayan pantura itu jangan lagi harus bertarung dengan kapal-kapal besar penangkap ikan. Jangan sampai nelayan-nelayan kita mendapatkan ikan yang murah-murah," cerita Susi. (Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya