Menteri ESDM Minta PLN Kaji Semua Perjanjian Pembangkit Sewa

Pemerintah akan memasukkan PulauNias dalam Program Indonesia Terang (PIT).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Apr 2016, 19:29 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 19:29 WIB
20160316-PLN-Listrik-HA
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta PT PLN (Persero) untuk meninjau ulang semua perjanjian pembangkit listrik yang disewa perusahaan. Peninjauan ulang tersebut dilakukan agar kejadian pemadaman di Nias tidak terjadi di daerah lain. 

Sudirman mengatakan, ‎PLN harus memperkuat posisi di daerah dengan menunjau semua perjanjian sewa pembangkit listrik untuk menghindari permasalahan Pulau Nias terjadi di wilayah lain. Diharapkan, jika terjadi permasalahan di daerah, setiap Direktur Regional dapat segera melakukan langkah-langkah penanganan masalah yang mendesak untuk segera diselesaikan‎.

Khusus untuk Nias, agar kebutuhan listrik di PulauNias dapat cukupi, Pemerintah akan memasukkan PulauNias dalam Program Indonesia Terang (PIT). “Kami akan menjadikan PulauNias sebagai prioritas Program Indonesia Terang (PIT) dengan target peningkatan rasio elektrifikasi dari 57 persen di Tahun 2015 menjadi lebih dari 90 persen di akhir 2019,” kataSudirman, dalam keterangantertulisnya, diJakarta, Kamis (14/4/2016).

Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin menjelaskan, PLN telah mengambil langkah-langkah agar krisis listrik di Pulau Nias tidak terulang kembali. PLN akan membangun PLTG berkapasitas 25 Mega Watt. Saat ini lanjut Amir, PLN sedang mengurus perizinannya, diharapkan akhir Agustus mendatang seluruhnya bisa diselesaikan.

"Selain membangun PLTG, PLN juga akan Pembangunan Transmisi 70 kV P Nias - Gunung Sitoli untuk memperbaiki penyaluran tenaga listrik di sistem Nias yang ditargetkan tahun 2017 sudah selesai," tambah Amir.

Diberitakan sebelumnya, Pulau Nias mengalami krisis listrik akibat 2 PLTD sewa PLN berhenti beroperasi. Berhenti beroperasinya PLTD tersebut menyebabkan krisis listrik di Pulau Nias hingga defisit mencapai 74 persen.

Untuk menyelesaikan krisis listrik tersebut, PLN langsung mengerahkan genset-genset yang berasal dari Aceh, Padang, Jambi, Bengkulu, Lampung, Riau, Sumatera Selatan, bahkan dari Jakarta dan Jawa Barat yang dibawa langsung menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

Dengan pengoperasian 46 mesin genset milik PLN dari berbagai wilayah tersebut masih belum mencukupi, sehingga perlu didatangkan PLTD dari Langsa dengan kapasitas 13 MW, (sebanyak 23 Kontainer) untuk mencukupi kebutuhan listrik di Pulau Nias.

Kembali beroperasinya PLTD 2x10 MW sewa tersebut menyelesaikan krisis listrik yang terjadi di Pulau Nias. PT APR (American Power Rent) selaku pemilik PLTD telah mengirimkan teknisi APR untuk mengoperasikan kembali 2 PLTD di Idanoi dan Moawo. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya