Pasokan Perkantoran di Jabodetabek Tak Diimbangi Permintaan

Permintaan perkantoran di Jabodetabek belum meningkat karena perekonomian nasional masih lesu.

oleh Vina A Muliana diperbarui 14 Apr 2016, 21:11 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 21:11 WIB
20151228-Lalu-Lintas-Jakarta-YR
Jalan protokol menuju pusat perkantoran di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan terpantau lancar usai libur panjang Natal, Jakarta, Senin (28/12). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan perkantoran di wilayah Jabodetabek menunjukkan peningkatan yang pesat. Sayangnya hal ini bertolak belakang dengan daya serapnya. Kondisi ini secara tidak langsung memperlihatkan geliat perekonomian yang masih lesu.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Cushman & Wakefield Arief Rahardjo. Ia menilai bahwa peningkatan pasokan tersebut masih belum didukung dengan peningkatan permintaan yang signifikan.

"Dari segi pasokan, perkantoran di Jbodetabek terjadi peningkatan signifikan. Namun, segi penyerapan sangat-sangat kurang," papar Arief di Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Arief juga menilai bahwa kondisi ini dapat berubah apabila pertumbuhan ekonomi memperlihatkan peningkatan yang baik.

"Kalau pertumbuhan perekonomian cepat, naiknya penjualan perkantoran juga cepat," jelasnya.

Hasil riset Cushman & Wakefielf mengungkap bahwa kondisi yang tidak berimbang ini mengakibatkan penurunan tingkat hunian. Presentase tingkat hunian di Jabodetabek berkisar di angka 81 persen. Angka ini lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.

Lebih lanjut hasil riset tersebut juga menilai bahwa peningkatan pertumbuhan perkantoran terjadi akibat dorongan dari kebijakan pemprov DKI Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta meningkatkan rasio Kooefisien Lantai Bangunan (KLB) untuk beberapa titik di dekat lokasi pembangunan stasiun MRT dan sarana transportasi publik lainnya. (Vna/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya